Awal Mula Bocah Arya Alami Obesitas hingga 190 Kg
Arya awalnya tumbuh seperti anak-anak di Karawang, Jawa Barat, pada umumnya.
Editor: Mohamad Yoenus
Ia makan mi instan tiap hari, dan sekali makan 2 bungkus.
Arya juga gemar mengonsumsi minuman manis kemasan sebanyak 20 kotak sehari dan es krim.
Total kalori yang dikonsumsi dalam sehari menurut dietary recallmencapai 6.000 KKal, sebelum diet dilakukan. Tiga bulan terakhir setelah ia diet, jumlah yang dikonsumsi 3.000 KKal.
Sejak 4 bulan lalu, Arya disarankan diet, dan berat badannya turun 4 kg.
"Sempat cuti perawatan karena Lebaran, sekarang berat badannya naik lagi," kata Julistyo.
Untuk itu, salah satu tugas tim dokter adalah mendidik orangtua untuk menjalani program yang sudah berlangsung di rumah sakit.
Sebagus apa pun pola di rumah sakit, jika ia kembali ke pola makan sebelumnya saat di rumah, maka pengobatan tidak akan berjalan optimal.
"Dari hasil googling, Arya masuk dalam anak terberat di dunia," ucapnya.
Untunglah, sampai saat ini tidak ada penyakit komplikasi akibat obesitas yang dideritanya. Lemak di tubuh Arya baru menumpuk di bawah kulit.
Tim yang beranggotakan 13 dokter spesialis akan berupaya menurunkan berat badannya.
Ke-13 dokter berlatar belakang bidang gizi anak, endokrin anak, tumbuh kembang anak, patologi klinik, radiologi, bedah anak, ortopedi, psikiatri anak, gizi, dan rehabilitasi medik.
Lihat video di atas. (Tribun Jabar/Kompas.com/Kompas.TV)