VIDEO: Dituduh Menyantet Kepala Desa Huju Mamonto Sumpah Mubahalah, Keluarga Menangis
Isak tangis terdengar di dalam Masjid Al Ikhlas Desa Tabang Kecamatan Kotamobagu Selatan.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Manado, Handhika Dawangi
TRIBUNNEWS.COM, KOTAMOBAGU - Isak tangis terdengar di dalam Masjid Al Ikhlas Desa Tabang Kecamatan Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut).
Istri serta sanak saudara Huju Mamonto (70) -warga yang dituduh sejumlah masyarakat Tabang telah melakukan santet- langsung memeluknya sambil menangis setelah bersumpah Mubahalah, yakni menyatakan tidak berbohong dan siap terkena azab Allah.
Ratusan masyarakat yang antusias menyaksikan pelaksanaan sumpah tampak ikut terbawa suasana. Mereka ikut mengantarkan Huju keluar dari masjid, Selasa pekan lalu.
Personel PolsekKotamobagu dan Polres Bolmong tampak berjaga-jaga. Sumpah berlangsung selama satu jam.
Kakek yang sehari-harinya bekerja sebagai petani tersebut sengaja bersumpah Mubahalah untuk membuktikan apa yang selama ini dituduhkan masyarakat kepadanya, yaitu melakukan santet terhadap Sangadi (Lurah) Desa Tabang yang meninggal dunia tiga hari yang lalu.
Dalam bersumpah, Huju dipandu oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kotamobagu Selatan Hi Irfan S Ag.
"Demi Allah saya tidak pernah melakukan perbuatan sihir, perbuatan santet atau apapun namanya," ujar Irfan diikuti Huju sebanyak tiga kali.
"Siksaan Allah, hinaan Allah akan ditimpahkan ke saya apabila saya berbohong," lanjut Irfan diikuti Huju.
Irfan mengatakan bahwa kalau dari sisi agama itu memang perlu dilakukan.
"Ini dilakukan untuk menghindari fitnah. Ketika beliau merasa tidak pernah salah maka dengan ini yang bersangkutan ingin membuktikan. Namanya sihir, santet itu memang ada sejak zaman nabi, tapi kita harus meyakini ada Allah," ujar Irfan.
Lanjut Irfan dalam agama itu jangan ada perbuatan menuduh dan menyangkakan.
"Untuk itu imbauannya kalau ada praktek seperti ini segera hilangkan, dan jangan menebar isu, jangan pula menuduh tanpa bukti, karena itu adalah fitnah. Yang menuduh itu termasuk bagian daripada fitnah," ujarnya.
Ditolak Bersilaturahim ke Rumah
Huju dituduh sebagai penyebab kematian Sangadi Desa Tabang pada saat dirinya bersilaturahmi di rumah duka beberapa waktu lalu.
Saat itu Huju ditolak kedatangannya.
"Untuk itu kita pe mau, kalau salah kita, Al Quran yang menyaksikan. Sebaliknya jika kita tidak salah. Semua orang yang menuduh kena. Saya hanya ingin membuktikan bahwa saya tidak melakukannya," ujar Huju di rumahnya dekat Lapangan Desa Tabang.
Longki Mokoginta, Ketua Dewan Adat Desa Tabang mengatakan bahwa jalan yang ditempuh sangat tepat tidak ada lagi yang lebih tinggi daripada sumpah yang sudah dilakukannya. (*)