Ketimbang Bapak yang Meningal, Lebih Baik Dia
"Ya gimana lagi mas, saya pun hanya bisa pasrah. Karena kondisinya saat itu, memang sangat genting, " ucap Imus.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Abdul Ghanie
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Teras ruangan Satreskrim Polres Banjar yang biasa lengang tiba-tiba mendadak ramai, Senin (25/7/2016) pagi.
Tak hanya anggota Polres Banjar melainkan beberapa warga yang saat itu sedang berurusan, mereka juga terlihat mendatangi teras ruangan Satreskrim.
Pagi itu digelar rekonstruksi kasus pembunuhan yang dilakukan Muhammad Aris alias Aris kepada pamannya sendiri, Hariyadi.
Meski dalam duel itu Aris sempat mengaku terluka. Lantaran dirinya lengah seiring mendekap ayahnya yang tak berdaya.
Namun serangan Aris malah berujung kematian terhadap Hariyadi.
Hingga kemudian jasad pamannya itupun ditemukan tewas bersimbah darah di jalan setapak Desa Sungai Landas Kecamatan Cintapuri Kabupaten Banjar Kalsel, Sabtu (25/6/2016).
Ya, begitulah gambaran rekonstruksi pembunuhan yang diperagakan oleh Muhammad Aris alias Aris.
Jalannya rekonstruksi memperagakan sebanyak 23 adegan. Menghadirkan empat saksi yang satu diantaranya Ayah Aris sendiri, Muslani alias Imus, rekontruksi pembunuhan itupun berjalan lancar dan kondusif.
Sementara Imus, usai melakoni rekontruksi pembunuhan yang dilakukan putranya itu, mengaku tak mengira kejadian akan berujung seperti itu.
Terlebih pria yang semula mengalami luka-luka atas penusukan saudara iparnya, Hariyadi pun hanya bisa pasrah mendapati putranya yang kembali mendekam di sel tahanan Mapolres Banjar.
"Ya gimana lagi mas, saya pun hanya bisa pasrah. Karena kondisinya saat itu, memang sangat genting, " ucap Imus.
Hal senada juga dilontarkan Aris sebelum meninggalkan tempat rekonstruksi.
Menurut Aris dirinya tak ada pilihan melakukan pembacokan tersebut demi menyelamatkan ayahnya yang sudah terluka.
"Karena kalau enggak abah yang mati, dia (paman) yang mesti mati. Pasalnya saya sendiri saat itu sudah kalap mata mas, " tuturnya.
Kapolres Banjar, AKBP Kukuh Prabowo melalui Kapolsek Simpang Empat, AKP Riza Bramantya mengatakan tujuan rekontruksi yakni guna mengetahui titik terang atas perkara pembunuhan terhadap korban, Hariyadi oleh ponakannya sendiri Muhammad Aris alias Aris.
Adapun motif pembunuhan yakni lantaran masalah hutang piutang antara korban, Hariyadi dengan saudaranya, Muslani alias Imus.
"Imus yang diketahui menggadaikan motor tanpa sepengetahuan Hariyadi langsung disambangi korban dengan membawa tiga bilah sajam. Sebelum akhirnya malah korban yang tewas lantaran adu duel sajam dengan ponakannya, Aris, " terang Riza kepada Metro Banjar. (*)