Pembelaan RSUD Menggala Terkait Dugaan Malpraktik di Balik Meninggalnya Bocah 2 Tahun
AD, bocah berusia 2 tahun yang mengalami batuk dan pilek disertai demam, akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Endra Zulkarnain
TRIBUNNEWS.COM, TULANGBAWANG - Tuduhan malpraktik yang dialamatkan kepada RSUD Menggala, Tulang Bawang, Lampung, sempat menghebohkan.
AD, bocah berusia 2 tahun yang mengalami batuk dan pilek disertai demam, akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.
Kemudian muncul dugaan bahwa tim medis salah memberi obat kepada si bocah. Lantas bagaimana tanggapan RSUD Manggala?
Humas RSU Menggala, Nyoman mengatakan, berdasarkan hasil inventarisasi kasus AD yang dilakukan pihak RSU Menggala, terhadap dokter dan petugas medis yang menangani pasien, diketahui bahwa kondisi pasien saat itu menderita penyakit Ispa akut.
Saat dilakukan tindakan oleh petugas medis, Nyoman mengatakan, pasien diberikan obat oral.
"Karena kondisi pasien saat itu panas, maka oleh perawat, diberikan parasetamol sirup puyer, lalu sabutamol, obat sesak. Juga diberikan tetes mata karena saat itu mata si pasien belekan. Tetes mata ini diberikan per empat jam. Ini hasil konsultasi dari dokter Joko, dokter spesialis anak," terang Nyoman saat menggelar konferensi pers di aula RSU Menggala, Rabu (27/7/2016) siang.
Usai diberikan obat sesuai petunjuk dokter, kondisi pasien saat itu tidak menunjukkan perubahan signifikan.
Bahkan saat itu, Nyoman menuturkan, kondisi pasien mengalami penurunan kesadaran.
"Jadi bukan karena salah obat. Obat standarnya benar, sesuai yang diberikan dokter spesialis. Dosis juga jelas, karena obat puyer sudah diramu oleh apoteker. Ini (obat) sesuai pesanan dokter," papar Nyoman.
Sebelumnya diberitakan, Ad diduga meninggal akibat perawat RSUD Menggala salah memberikan obat.(*)