Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beginilah Nasib Mantan Atlet Tinju Nasional yang Lumpuh Akibat Stroke Batang Otak

Rusli (38) pernah meraih medali perak di ajang SEA Games tahun 1999 di Brunei Darussalam. Kini ia terbaring lemah di rumahnya.

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Willem Jonata

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Rusli (38) mantan atlet tinju nasional terbaring di rumahnya, Jalan Cilalang Jaya, Kelurahan Buakana, Kecamatan Rappocini, Makassar, Selasa (2/8/2016).

Tubuhnya lemah setelah stroke batang otak menyerangnya di tahun 2011. 

Di masa jayanya dulu, atlet tinju Sulawesi Selatan ini berhasil meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional tahun 2000 di Surabaya.

Ia juga menyabet medali emas PON 2004 di Palembang, Yang paling membanggakan medali perak di ajang SEA Games tahun 1999 di Brunei Darussalam ia raih.

Dengan terbata-bata, Rusli yang didampingi istrinya, Rosna (39), susah payah menceritakan bagaimana stroke batang otak menyerangnya.

Kata-katanya tak jelas. Namun, dengan sabar Rosna membantu untuk menjelaskan.

Berita Rekomendasi

Awalnya Rusli tak mengetahui sakit apa yang menyerangnya. Bahkan dokter di rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo pun kala itu tak mampu mendiagnosa.

"Awal gejalanya itu Bapak pada tahun 2011, saat itu ia kadang tiba-tiba merasa tak mampu mengendalikan dirinya, lalu jatuh. Kadang kalau lagi naik motor langsung jatuh," kata Rosna.

Rusli dan istrinya kemudian memeriksakan gejala sakitnya itu. Dari situ ia mendapat informasi bahwa aliran darah menuju otak tidak lancar akibat terhambat oleh bakteri.

Khawatir sakitnya semakin parah, Rosna lalu membawa suaminya ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk berobat pada 2013.

Di Kuala Lumpur, Rusli tiga kali menjalani operasi untuk mengangkat bakteri penyumbat aliran darah ke otaknya itu.

Sejak 2014 lalu, kondisi Rusli semakin memburuk, ia tak mampu lagi berjalan, bahkan untuk sekadar menggerakkan kakinya.

Ia kemudian divonis menderita stroke batang otak beberapa bulan lalu oleh dokter spesialis saraf yang menanganinya.

Rusli yang merupakan seorang pengajar di SD Unggulan Toddopuli, Makassar pun harus berhenti dari aktivitasnya.

Sejak tahun 2014 ia tak pernah lagi mengajar mata pelajaran olahraga kepada muridnya.

Alhasil, hak tunjangan sertifikasi untuk Rusli pun dicabut, meski ia masih tetap menerima gaji pokok.

itu pula yang membuatnya kelabakan membiayai perawatan dan pengobatan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas