Edo Adityo, Pelukis Indigo yang Melukis Objek Gaib
Sejak 2014, lukisannya sudah dipamerkan dalam berbagai kegiatan pameran lukis di Surabaya dan Yogyakarta.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Surya, Rahardian Bagus P
TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Fisiknya tak sempurna. Kakinya mengalami kelumpuhan fisik sejak naik kelas 6 sekolah dasar.
Namun, keterbatasan itu tak menghalanginya untuk berkarya. Namanya Edo Adityo (31). Warga asal Madiun itu adalah pelukis spesial.
Yang membuat Edo istimewa, adalah kemampuannya melihat penampakan makhluk gaib, yang tak bisa dilihat mata telanjang orang biasa. Oleh sebab itu, Edo disebut pelukis Indigo.
"Sejak kecil dia suka orat-oret di kanvas. Tapi bakat melukisnya baru kelihatan tahun 2006," kata Lusiana ibu kandung Edo, saat ditemui di rumahnya di Jalan Dr. Sutomo 15A, Madiun.
Lusiana menuturkan, Edo awalnya belajar melukis gaya realisme. Namun, ternyata Edo tidak cocok dengan aliran tersebut
"Saat diminta menggambar vas dan bunga ternyata tidak cocok," kata Lusiana.
Hingga, pada 2012 dia bertemu dengan oleh guru lukisnya bernama Derrida Eko. Derrida ternyata mengarahkan bakat Edo
"Akhirnya disuruh menggambar sesuai keinginannya. Baru kemudian diketahui kalau Edo suka melukis aliran expression childist," kata ibu dua anak yang juga gemar melukis ini.
Lusiana menuturkan, sejak lahir Edo cukup normal hingga mencapai kelas V SD. Namun, saat mendekati kenaikan kelas, tiba-tiba sakit dan mengalami kelumpuhan fisik hingga saat ini.
Lusiana mengatakan, sebelum melukis, biasanya Edo sering merenung sambil memejamkan mata, merenungkan bayang-bayang yang pernah dia saksikan dengan indera keenamnya.
"Kadang, pukul tiga malam bangun, lalu melukis sampai pagi. Makanya saya harus siapkan kanvas dan cat terus, agar saat ia memiliki ide langsung ditumpahkan. Biasanya, kalau catnya habis dia langsung panik," katanya.
Sebagian besar lukisanya menggambarkan dunia metafisika, objek yang tak kasat mata.
Edo mencontohkan, satu lukisannya menggambarkan gadis muda dengan leher bersimbah darah dan dua tangganya putus.