Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Muhammad Nasir

TRIBUNNEWS.COM, KUALASIMPANG – Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat, mungkin peribasaha ini tepat diguakan dengan apa yang dijalani oleh ibu-ibu di Gampong Melidi, Kecamatan Simpang jernih, Kabupaten Aceh Timur.

Tinggal di daerah yang pernah berkecamuk konflik dan jauh dari perkotaan, serta usia yang tak belia lagi, tidak lantas menghalangi para ibu-ibu ini untuk bisa baca tulis, serta berhitung.

Nurma (28), meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu, mengajari para ibu-ibu di desa pedalaman ini agar bisa baca tulis.

Bermodalkan teras rumah dan sebuah papan tulis, proses belajar mengajar pun berjalan lancar.

Selain agar terbebas dari status buta aksara, pengentahuan membaca dan menulis, diharapkan akan membuat para ibu di Gampong Melidi bisa membantu anak-anak mereka dalam mengerjakan tugas sekolah.

Pekerjaan mulia ini sudah ia lakukan sejak enam tahun lalu, tanpa meninggalkan kewajibannya merawat sang anak dan bahkan mengurus rumah tangganya.

Ia mengajar mereka tanpa memungut biaya sepeser pun. Baginya, ini adalah panggilan jiwa.

Meski belum diikuti oleh semua ibu di gampong itu, namun apa yang dilakukan Nurma telah memberi efek positif.

Raiyah (28) misalnya, setelah rutin mengikuti proses belajar mengajar, ia kini mulai bisa baca-tulis dan bahkan berhitung.

Modal ini pun dijadikannya untuk lalu memberanikan diri membuka warung kecil di depan rumahnya.(*)