Cara Disney Pixar Bahas Isu Kesetaraan Gender
Siapa sih yang tidak kenal Pixar? Iconic dengan logo lampu meja belajarnya, Pixar menjadi salah satu studio animasi yang sering meluncurkan film anima
Editor: Content Writer
Siapa sih yang tidak kenal Pixar? Iconic dengan logo lampu meja belajarnya, Pixar menjadi salah satu studio animasi yang sering meluncurkan film animasi berkualitas. Sebut saja Toy Story, Finding Nemo, The Incredibles, juga Coco.
Selain menggarap film, Pixar juga menyuguhkan konten SparkShorts di channel YouTubenya yang berupa film pendek. Dalam konten itu dibahas tentang isu-isu yang ramai di masyarakat. Apiknya, Pixar dapat mengemasnya dengan cara yang asik.
Salah satunya ialah tentang kesetaraan gender di dunia kerja yang disajikan lewat animasi berjudul “Purl”.
Animasi ini bercerita tentang bola benang berwarna pink bernama Purl yang mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan bernama B.R.O Capital. Nah, perusahan tempat Purl bekerja itu didominasi oleh kaum laki-laki. Karena itu, Purl pun mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Sayangnya, Purl yang seorang wanita dan ceria kurang mendapat sambutan hangat dari rekan-rekan kerjanya. Akhirnya, Purl pun memutuskan untuk mengubah sikapnya lalu merajut dirinya dengan setelan jas dan penampilan persegi yang datar.
Perubahan Purl yang menjadi lebih ‘macho’ pun membuat rekan-rekan kerjanya dapat bersikap lebih ramah padanya. Ia juga terus berusaha menyesuaikan diri dengan budaya yang ada di perusahaan tempatnya bekerja.
Suatu ketika, datang bola benang lain berwarna kuning yang bernama Lacy. Lacy mencoba untuk memperkenalkan diri namun diabaikan oleh semua orang. Melihat Lacy, Purl merasa melihat dirinya yang dahulu. Akhirnya Purl pun mengajak Lacy berkenalan dan memperkenalkan Lacy pada semua orang.
Purl akhirnya kembali pada pribadi dirinya sendiri yang bulat dan berwarna pink serta ceria. Setelahnya, B.R.O Capital pun dihuni oleh pria dan orang-orang benang yang senang dan bekerja sama satu sama lain.
Animasi ini ternyata diangkat dari pengalaman pribadi Kristen Lester, sang sutradara, ketika ia menjadi satu-satunya wanita yang bekerja dalam suatu perusahaan.
“Dan kemudian saya datang ke Pixar dan mulai bekerja dalam tim dengan wanita untuk pertama kalinya. Dan itu benar-benar membuat saya menyadari betapa banyak aspek perempuan dalam diri saya yang telah dikubur dan dihilangkan” ucap Kristen Lester.
Peran Purl dan Lacy mempresentasikan sosok wanita di tempat kerja. Meskipun sempat dianggap tidak sebanding, sebenarnya semua orang itu memiiki keahliannya masing-masing tanpa harus membandingkan gender mereka.
Penulis : Nurfina Fitri Melina