4 Fakta Menarik dari Latto-Latto yang Lagi Viral, Sempat Dikecam di Amerika Serikat!
Di balik viralnya permainan latto-latto, ternyata ada beberapa fakta menarik yang jarang diketahui!
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Permainan tradisional sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak di generasi ini. Namun, di awal tahun 2023 permainan tradisional latto-latto kembali marak dimainkan oleh anak-anak. Hal tersebut menjadi fenomena yang ditemui di banyak tempat, dari sudut-sudut kota hingga pedesaan.
Latto-latto adalah mainan berbentuk dua bola yang dikaitkan dengan seutas tali. Pada bagian atas talinya, terdapat sebuah cincin yang diisi oleh tangan si pemain.
Cara bermain dari latto-latto ini cukup unik. Dengan menggunakan sebelah tangan yang ditarik ke atas, dua bola plastik latto-latto akan beradu dan menghasilkan bunyi ‘tak tok tak tok tak tok’. Ketukan bunyi yang senada tersebut membuat anak-anak menjadi bersemangat untuk memainkannya.
Saking populernya, kompetisi latto-latto banyak digelar di berbagai daerah! Pada kompetisi tersebut, umumnya peserta lomba harus memainkan latto-latto tanpa henti dan yang paling lama bertahan akan keluar sebagai pemenang.
Di balik viralnya permainan latto-latto, tahukah kamu bahwa permainan ini memiliki beberapa fakta menarik? Yuk, simak 4 fakta menarik dari latto-latto berikut ini :
1. Dulunya terbuat dari kaca
Ketika permainan ini baru mulai populer, dua bola dari latto-latto ternyata terbuat dari bahan kaca atau akrilik. Dengan bahan yang rentan pecah tersebut, latto-latto jadi permainan yang cukup berbahaya bagi anak-anak. Bayangkan saja jika dua bola saling beradu secara terus menerus, maka makin besar peluang dua bola tersebut pecah mengenai pemainnya!
Karena dinilai berbahaya, akhirnya bahan utama untuk dua bola tersebut diganti menjadi plastik atau kayu yang lebih aman dan ringan saat dimainkan.
2. Permainan latto-latto bukan berasal dari Indonesia
Permainan latto-latto mulai populer di Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Di Amerika, permainan ini disebut sebagai Clakers, Clankers, Ker-Bangers, dan masih banyak sebutan lainnya. Permainan ini baru masuk ke Indonesia pada tahun 1990-an.
Kepopuleran permainan ini di negeri Paman Sam sempat dikecam, karena bola latto-latto yang terbuat dari bahan kaca bisa melukai pemainnya.
3. FDA melarang permainan ini di Amerika Serikat
Gara-gara terbuat dari bahan yang berbahaya, permainan ini juga sempat memakan korban di Amerika Serikat.
Dilansir dari New York Times, beberapa anak di Amerika Serikat mengalami cedera pada mata akibat terkena pecahan kaca pada Clakers. Hal ini otomatis membuat permainan latto-latto menjadi mimpi buruk bagi sebagian besar orang tua di Amerika.
Melihat keluhan dari orang tua, Food and Drug Administration (FDA) AS resmi melarang permainan ini untuk dimainkan di Amerika serikat pada tahun 1966. Keputusan tersebut didukung oleh komunitas dan organisasi untuk mencegah kebutaan (society for prevention of blindness).
4. Nama latto-latto berasal dari Bahasa Bugis
Nama latto-latto ternyata berasal dari masyarakat Makassar dan diambil dari Bahasa Bugis. Kata latto sendiri berarti ‘suara yang berasal dari dua benda yang saling berbenturan’, sementara pengulangan kata latto-latto menggambarkan bunyi yang berulang dari permainan tersebut.
Penamaan permainan ini akhirnya meluas dan tidak hanya digunakan oleh masyarakat Makassar saja, namun digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Uniknya, di sejumlah wilayah di Makassar latto-latto memiliki nama lain, seperti katto-katto.
Meski sempat dikecam di AS, permainan ini nyatanya dapat eksis kembali setelah 60 tahun lebih. Setelah mengetahui fakta menarik di atas, kamu tertarik untuk main latto-latto enggak nih?