Sumpah Pemuda Dibungkus Nusantara Berdendang di Istana
Peringatan Sumpah Pemuda ke-88 kali terasa lebih berkesan, lebih merakyat dalam bungkus "Nusantara Berdendang."
Editor: Content Writer
Sejumlah menteri Kabinet Kerja, Wapres Jusuf Kalla hingga Presiden Jokowi ikut terkesima.
Semua seperti dibuat penasaran dengan penampilan wayang yang sudah diakui UNESCO sejak 2010 tersebut.
Wayang yang disupport Kemenpar RI itu terasa sangat spektakuler.
Keberagaman yang menjadi jati diri bangsa Indonesia sukses dipertontonkan pada perhelatan yang diberi tajuk 'Nusantara Berdendang' itu.
Ada banyak dalang dan jenis wayang yang tampil bareng dalam satu panggung.
Dari Ciamis, ada Wayang Landung dan Bebegig.
Dari Bandung, ada Wayang Orang yang ikut dirangkul. Dan dari Jogjakarta, ada transformasi wayang kulit yang divisualkan dalam bentuk wayang pulo.
Bagaikan musik orchestra, semua dalang yang memainkan aneka jenis wayang tadi, bisa menyatu dengan apik di bawah komando Wayang Ajen.
Lantas apa sih warna yang ditampilkan di atas satu panggung utama, dua panggung musik dan satu panggung untuk wayang dan paduan suara itu?
Kenapa juga ribuan masuarakat dan sejumlah tokoh-tokoh penting di negeri ini sampai tertegun?
Magnetnya tidak hanya satu.
Dari sisi durasi, kolaborasi jenis wayang itu hanya diberi waktu 7 menit. Waktu 10 menit yang sempat diberikan di awal latihan dikompres lagi lantaran banyak atraksi yang dihadirkan hingga pukul 21.50 WIB itu.
"Saya pernah tampil 58 detik. Ketatnya durasi sudah bukan barang baru bagi wayang ajen," tutur Wawan Gunawan, dalang wayang ajen, Jumat (28/8/2016) malam.
Hal istimewa lainnya? Ada di teknik. Jumat malam, penampilan Wayang Ajen di Istana Kepresidenan Republik Indonesia itu benar-benar ‘wow’. Sajian musiknya tergolong tak biasa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.