Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Homestay, Giliran Sayembara Toilet di Destinasi Pariwisata

Sayembara yang digelar Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), Green Building Council Indonesia (GBCI) serta Expo Clean 2017.

zoom-in Setelah Homestay, Giliran Sayembara Toilet di Destinasi Pariwisata
dok.Kemenpar
Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), Green Building Council Indonesia (GBCI) serta Expo Clean 2017 menggelar sayembara desain toilet pria, toilet wanita, toilet disabilitas, janitor room dan ruang menyusui yang nyaman, hygienis dan ramah lingkungan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Toilet umum di banyak destinasi wisata di Indonesia akan segera bermetamorfosis.

Publik pun di-invite untuk mengikuti sayembara desain toilet pria, toilet wanita, toilet disabilitas, janitor room dan ruang menyusui yang nyaman, hygienis dan ramah lingkungan.

Tentu, juga performance yang menarik, sebagai bagian dari atraksi di destinasi wisata.

Sayembara ini terbuka untuk umum. Mahasiswa, pekerja bidang desain, arsitektur, masyarakat biasa, semuanya diperbolehkan ikut sayembara yang digelar Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), Green Building Council Indonesia (GBCI) serta Expo Clean 2017 itu.

Total hadiahnya? Rp 300 juta yang disiapkan dalam sayembara yang disupport oleh Kemenpar, Kemenhub, KLHK, serta sponsor industri ini.

Kategori yang dilombakan beragam. Dari mulai toilet umum di kawasan wisata pegunungan, kawasan wisata pantai, kawasan konservasi alam, toilet apung di penginapan atau homestay, toilet umum bandara UPBU (Unit Penyelenggara Bandar Udara), dan toilet umum di pasar rakyat/tradisional, semua dilombakan.

Itu artinya, pemenang utama dari masing-masing kategori berhak atas hadiah sebesar Rp 50 juta.

“Silakan bergabung di sayembara ini. Hadiah total Rp 300 juta,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Senin (05/12/2016).

Saat ini, Kemenpar memang sedang getol menyorot urusan toilet di sejumlah destinasi wisata. Indonesia ingin segera manaikkan rangking Data World Economic Forum (WEF) yang menempatkan Indonesia di posisi 116, dari 144 negara soal healthy and hygiene.

Indikator kelemahan pariwisata Indonesia dinilai ada di infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT, health and hygiene, dan aksesibilitas yang meliputi masalah konektivitas, kapasitas kursi dan penerbangan langsung.

“Kelemahan ini terus kita perbaiki dan mulai membaik, termasuk untuk health and hygiene kita perbaiki melalui program Sapta Pesona dan Sadar Wisata. Melalui sayembara desain toilet umum ini kita harapkan sebagai media untuk memperbaiki unsur health and hygiene agar meningkat sesuai standar global,” kata Dadang Rizki.

Lewat sayembara ini, Kemenpar pun berani menargetkan daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global akan berada di rangking 30 dunia pada 2019.

Posisi yang jauh lebih baik bila dibanding dari posisi sekarang berada ranking 50 besar dunia dan sebelumnya 70 besar dunia.

“Ini sekaligus solusi untuk mengembangkan kawasan wisata dengan desain toilet pria, toilet wanita, toilet disabilitas, janitor room dan ruang menyusui yang nyaman, hygienis dan ramah lingkungan,” ujar pria berkacamata itu.

Bagi yang ingin berpartisipasi, panitia sayembara sudah menyiapkan cara termudah. Informasi komplit tentang mekanisme Sayembara Desain Toilet Umum semuanya dapat dibaca dan diunduh di website www.asosiasitoilet-indonesia.org dan www.sayembara.gbcindonesia.org. Semua info terkait sayembara ada di situ.

“Batas akhir penerimaan materi desain adalah pada 28 Februari 2017 di Sekretariat Panitia Penyelenggara Sayembara, Green Building Council Indonesia, Jalan RC Veteran no 3A, Bintaro, Kota Jakarta Selatan. Pengumuman dan penyerahan hadiah dilakukan pemenangnya pada Malam Pembukaan South East Asia Toilet (SEAT) Conference pada 23 Maret 2017. Jadi masih cukup waktu untuk memikirkan desain terbaik. Silakan bergabung di sayembara berhadiah total Rp 300 juta ini,” kata Dadang.

Ketua ATI Naning Adiwoso mengatakan, penyelenggaraan sayembara ini sebagai upaya memberi kesadaran kepada pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata untuk menyediakan fasilitas toilet umum yang layak bagi masyarakat .

”Ini merupakan bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan 2020 (Sustainable Development Goals 2020) yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang. Karena itu kami sangat menghargai respon positif dari pemerintah dan industri yang juga memiliki pemikiran sama dan mendukung penuh program kami,” kata Naning.

Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Noer Adi Wardojo juga buka suara.

Menurutnya, Pusat Standardisasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan berbagai standar fasilitas publik yang harus ada di pasar tradisional, termasuk di antaranya adalah toilet umum.

“Kami sangat menghargai berbagai ide dari masyarakat mengenai desain toilet umum serta berharap bahwa pemerintah daerah dapat menggunakan desain pemenang untuk digunakan sebagai inspirasi dalam pembangunan dan renovasi pasar-pasar tradisional serta berbagai fasilitas publik di wilayahnya,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Bandara Yudhi Sari Sitompul. Menurutnya, Kemenhub dalam tugasnya, juga ikut membangun dan mengelola UPBU bandara di daerah-daerah secara profesional.

“Toilet umum bandara yang manusiawi akan memberi kepuasan bagi pengguna bandara yang tinggal di daerah maupun berkunjung ke daerah-daerah karena mereka juga dapat menikmati fasilitas umum yang baik dan terawat,” kata Yudhi Sari Sitompul.

Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan pemahamannya atas arsitektur bangunan, telah membuat mekanisme Sayembara Desain Toilet Umum dengan memasukkan unsur ramah lingkungan sebagai salah satu kriteria penilaian.

“Selain kepada pendukung dari Kemenpar, Kemenhub dan KLHK, kami juga berterimakasih kepada sponsor dari industri yaitu produsen kloset Toto, produsen tissue Livi, keramik Arwana, serta GRC Board dan Bluescope yang telah membantu mewujudkan sayembara ini,” kata Teddy Halim, Direktur PT Media Artha Sentosa.

Menpar Arief Yahya menyebut soal toilet itu bukan persoalan baru, ini sudah lama menjadi tantangan untuk perbaikan segalanya.

Ya artistiknya, hygiene, nyaman, tidak bau, tidak jorok, dan ramah lingkungan.

“Karena hampir semua orang yang ke destinasi wisata pasti ke toilet. Tetapi tidak, tidak banyak destinasi yang mengelola toilet dengan baik. Saya ingin toilet ini dikelola professional, sehingga orang tidak merasa ragu dan risih di destinasi wisata, karena sudah tersedia toilet layak yang standar baik,” kata Menpar Arief Yahya.

Admin: Sponsored Content
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas