Gathering Wisman Korea di Bali, Picu Banyak Incentives ke Tanah Air
Sedikitnya 600 Wisman Korea Selatan terpukau oleh keindahan budaya dan kecantikan alam Bali pada acara Gathering Bali, sejak 11-19 Desember 2016.
TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 600 Wisman Korea Selatan terpukau oleh keindahan budaya dan kecantikan alam Bali. Acara Gathering Bali, sejak 11-19 Desember 2016 itu membuat mereka semakin mengakui, Bali dan Indonesia punya keunggulan destinasi yang sudah level dunia.
”Mereka nyaman di Bali selama satu minggu, dengan suguhhan budaya asli Pulau Dewata, branding Indonesia terutama Bali terus menancap kuat di benak wisman Korea. Trend kedatangan wisman Asia Pasifik yang menjadi sasaran promosi dan pemasaran kami sepanjang tahun 2016 ke Bali juga positif,” ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana yang diamini Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar Vinsensius Jemadu.
Vinsensius menambahkan, rencananya kegiatan kedatangan Wisman Korea bukan terhenti di acara yang berakhir 19 Desember itu saja.
Kata pria yang biasa disapa VJ itu, masih akan ada perjuangan dan ide mengenai kegiatan incentive Korea sebagai prolog yang dihadiri corporate Korea Donghwa sekitar 700 wisman, dalam waktu dekat ini.
”Untuk Incentive ini kami sudah berhasil berkoordinasi dengan pihak terkait dan kami bersyukur karena mereka confirm akan datang ke Indonesia dengan terbagi beberapa grup yang akan terbang ke Bali,” ujar VJ.
Kemenpar memang telah menorehkan tren positif terkait dengan mendatangkan Wisman ke Bali. Buktinya di raihan sebelumnya, kegiatan dengan tajuk incentive wilayah Asia Pasifik selama tahun 2016 dengan total 22.000 wisman.
”Rinciannya itu terdiri dari 10.000 wisman Amway China, 2200 wisman Amway India, 6500 wisman Tiens Group China, dan 5000 Grup India lainnya,” kata pria yang pernah menempuh pendidikan di Australia itu.
Yang masih segar dalam ingatan dunia Pariwisata Indonesia adalah apa yang dilakukan CEO Tiens Group, Li Jinyuan.
6.500 karyawannya diajak berwisata massal ke Garuda Wisnu Kencana, Bali, 8-13 September 2016 yang lalu.
Wisata massal ini merupakan incentive dan bagian dari peringatan 21 tahun Grup Tiens yang bergerak di sektor bioteknologi, perdagangan dalam jaringan (e-commerce), hingga pariwisata.
VJ mengatakan, Incentive seperti ini adalah bagian dari pasar MICE –Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions—yang cukup “tebal” marketnya.
“Tiens ini adalah hasil lobi lama yang dilakukan Kemenpar Maret 2016. Saat itu saya datang mewakili Pak Menpar Arief Yahya untuk menemui langsung Li Jinyuan di Wuqing Technology Development Zone of Tianjin. Markas besar perusahaan farmasi yang dimana dengan system Multi Level Marketing (MLM) itu, dan kami bersyukur mereka mau datang. Hal ini akan terus kami perjuangkan lagi di negara lain,” terang Vinsensius Jemadu.
Dan yang membuat VJ sumringah, saat berwisata massal di Bali, Li Jinyuan juga memboyong ratusan media Amerika dan Asia. Dari mulai Yahoo News, Daily Times, Daily Star, ABC News, Channel 3, The Guardian, Daily Sun, BBC, CNN, semua bakal hadir di Bali. Sejumlah media besar nasional juga ikut diundang.
“Bayangkan impactnya. Bali bisa sangat diuntungkan dengan pemberitaan masif seputar wisata massal Tiens Grup di Pulau Dewata. Yang perlu dicatat, media-media besar yang diundang semuanya dibiayai Mr Li,” pungkas VJ.
Semua data dan cerita tersebut memang sangat wajar terjadi. Itu karena, daya tarik Bali bagi Wisman Korea memang semakin hari semakin seksi saja.Salah satu peserta Gathering Wisman Korea di Bali, Kwang Go Cheon mengatakan, dia happy selama seminggu berada di Bali karena disuguhkan budaya keaslian Pulau Dewata.
“Wajar saja Bali namanya mendunia, karena memang Bali itu keren, jadi wajar bila seluruh dunia termasuk Korea mengincar Bali untuk liburan, apalagi tari-tarian Bali, sangat seksi dan unik,” jelas Kwang.
Kwang menambahkan, kekuatan Bali berada pada keaslian originalitas budaya tradisional yang dimilikinya.
Apalagi, kekuatan budaya Bali menjadi fenomena tersendiri buat Bali untuk menarik wisatawan lebih banyak.
Menpar Arief Yahya berharap besar agar MICE segera dikebut dan menghasilkan tourism dengan daya beli tinggi.
“Bali paling mungkin dalam waktu cepat bisa berkembang. Infrastrukturnya sudah siap,” kata Menpar Arief Yahya.