Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali menggelar seleksi Bakal Calon Legislatif untuk menjaring generasi muda menduduki kursi parlemen.
Sekjen PSI Raja Juli Antoni mengatakan pihaknya menggelar seleksi gelombang kedua yang digelar sejak pekan lalu.
"Ini gelombang kedua, udah dua minggu ya (seleksi digelar), ada empat hari kami melakukan seleksi (Bacaleg)," uja Raja Juli, dalam konferensi pers di DPP PSI, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (29/4/2018).
Baca: Kim Jong Un Janji Akan Tutup Pusat Uji Coba Nuklir Punggye-ri
Ia mengklaim proses seleksi yang diterapkan partainya merupakan hal baru dalam tradisi politik di Indonesia.
"Proses seleksi terbuka calon anggota legislatif PSI merupakan salah satu yang baru dalam tradisi politik di tanah air," jelas Raja Juli.
Karena itu, ia menegaskan partainya sejak awal berkomitmen untuk melakukan perubahan.
Baca: Satgas Citarum Kembali Temukan Pabrik di Cimahi Buang Langsung Limbah ke Sungai
Menjadi partai baru, membuat partai yang dipimpin Grace Natalie tersebut ingin menghadirkan terobosan dalam proses seleksi bakal calon legislatif secara transparan.
Sehingga publik bisa menilai sendiri kepantasan sosok-sosok yang akan mencalonkan diri sebagai calon legislatif pada 2019 mendatang.
"Sebagai partai baru yang berjanji dan berkomitmen untuk melakukan perubahan, kami mencoba mengedepankan atau menghadirkan proses ini ke depan publik," kata Raja Juli.
Baca: Sepeda Motor Hantam Mobil Elf Hingga Terbakar, Dua Orang Tewas di Garut
Raja Juli pun menekankan, gedung DPR RI seharusnya diisi rang-orang terbaik di tanah air.
Hal tersebut yang membuat PSI menggelar seleksi transparan, sehingga publik mengetahui bahwa masih banyak sosok terbaik yang dimiliki negara ini untuk menjadi wakil rakyat.
"Sekali lagi dengan maksud bahwa institusi DPR adalah sebuah institusi yang terhormat, institusi yang mestinya (diisi) orang-orang terbaik dari bangsa ini yang bekerja dan berdedikasi di gedung tersebut," kata Raja Juli.
Ia pun menyayangkan proses seleksi caleg yang selama ini masih dilakukan secara tertutup.
Sehingga masyarakat tidak bisa mengakses dan melihat lebih dekat siapa sosok yang hendak mencalonkan diri sebagai caleg itu.
Ia berharap apa yang dilakukan PSI bisa menjadi pelopor bagi partai lainnya dalam melakukan seleksi transparan.
"Namun sayang pasca reformasi kita melihat proses seleksi calon anggota legislatif itu masih dilakukan melalui ruang-ruang tertutup, dengan prosesi-prosesi yang tidak dapat diakses oleh publik," kata Raja Juli.
Dalam proses penyeleksian tersebut, PSI menggandeng sejumlah tokoh independen sebagai panelis.
Beberapa diantaranya meliputi mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto, Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, Pakar Hukum Tata Negara dan Pendiri Sekolah Hukum Jentera Bivitri Susanti.