Tahun 1993, Adyos ikut pertandingan Porcanas (Pekan Olahraga Cacat Nasional). Hasilnya dirasa cukup lantaran saat itu Adyos kalah di final. Dari hasil itu, Adyos yang berjiwa pantang menyerah terus berlatih dan berlatih.
Hasilnya, tahun 2000an hingga kini segudang prestasi mulai ia torehkan, mulai dari Asean Para Games, single event hingga Asian Para Games tak pernah absen dalam menyumbang medali.
“Kalau medali saya itu di rumah sudah hampir 70. Kalau ditimbang sudah ada 10kg lebih,” ujar atlet yang salah satu prestasinya pernah meraih medali emas Asean Para Games Myanmar 2013 dan Singapura 2015.
Dengan segudang prestasi yang telah diraihnya, Adyos mengaku tak akan berhenti hingga raganya tak mampu lagi.
Disamping itu semua, Adyos yang juga seorang pengusaha yang bergerak dibidang jasa pengiriman barang mempunyai tujuan mulia lainnya. Ya, Adyos ingin mejadi motivator agar para penyandang disabilitas sepertinya bisa mengikuti jejaknya.
“Saya ingin jadi motivator untuk teman-teman saya. Saya mau teman-teman saya yang masih kecil harus bisa seperti saya,saya akan bikin diri saya ini jadi contoh bahwa segala sesuatu tidak ada yang tidak mungkin. Hal itu yang akan terus saya kampanyekan selama saya masih mampu,” ujar bapak tiga anak tersebut.
“Jangan ada kata menyerah. Kalau kita berlatih apa pun kesulitannya pasti kita bisa atasi sesulit apa pun, saya sudah membuktikan itu. Jadi yang junior jangan merasa minder, jangan merasa tidak bisa atau tidak mampu karena apapun yang mereka mau pasti bisa, tidak ada yang tidak mungkin asal kita usaha,” pesan Adyos Astan.