Wanita tuna grahita itu mengatakan tak merasa kesulitan saat berlomba tadi, dia hanya menerapkan nasihat pelatihnya untuk tampil all out di pertandingan final tersebut.
Baca: Timnas Wheelchair Basketball Putera Indonesia Tidak akan Membiarkan China Menang Mudah
"Enggak ada sih ya, cuma karena disuruh all out, tadi agak ngawur sedikit pas finisnya itu," tutur Syuci Indriani.
Syuci Indriani pun mengakui atlet Jepang cukup memberikan perlawanan berat, namun yang terpenting adalah melawan mentalnya sendiri.
Sebab, dia berpikir jika mental dari seseorang memang tak bagus, maka melawan orang lain pun akan terasa sulit.
Dukungan dari keluarga terdekat, juga masyarakat Indonesia menjadi faktor krusial bagi motivasinya dalam ajang Asian Para Games 2018 ini.
"Orang tua, teman-teman semua, seluruh rakyat Indonesia itu saja," pungkas Syuci Indriani.
Sejatinya Syuci Indriani memang diunggulkan dalam para-swimming nomor gaya dada 100 meter putri ini.
Dengan hasil tersebut, Syuci Indriani sukses membuktikan diri kepada masyarakat Indonesia bahkan dunia, bahwa atlet penyandang disabilitas bukan sebuah hambatan untuk bisa berprestasi dan membanggakan negaranya sendiri.
Pada hari sebelumnya, Minggu (7/10/2018) sore, di cabor yang sama namun dengan nomor berbeda, yakni nomor gaya bebas putri 200 meter (S14), Syuci Indriani berhasil meraih medali perunggu.
(*)