“Yang beri nama aku, Pak WS Rendra. Ya, artinya biar temannya banyak,” jelas Liben.
Baca: Menpora Imam Nahrawi: Bonus untuk Pendamping Atlet Tidak Sama dengan Atlet
Untuk mencapai impian seperti namanya itu, semenjak kecil Liben sudah terlihat sangat aktif.
Menggambar atau melukis adalah hal yang kerap ia lakukan.
“Saya sudah belajar melukis dari SD. Kalau ke sininya belajar speed art bisa dari sekolah, pasar, dan YouTube,” ujar Liben.
Di kampung halamannya, Klaten, Liben mendirikan ruang publik yang diberi nama Lima Benua.
Di tempat itu, Liben dan anak muda lainnya membuat kegiatan-kegiatan kecil positif.
Dari keahliannya dalam menggambar itu, Liben pun mulai diminati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Singkat cerita, saat itu Liben yang melukis di depan Gedung Kemendikbud tiba-tiba dihampiri orang Kemendikbud dan akhirnya kini ia bisa berpartisipasi di Asian Para Games 2018.
Di Asian Para Games 2018 ini, Liben punya target melukis 2.500 wajah orang dengan teknik speed art.
Jumlah tersebut sudah ia kalkulasi dari kemampuan dan jumlah hari penyelenggaraan.
“Menggambar satu orang itu maksimal dua menit. Di sini saya gambar seluruh atlet, ofisial, dan media. Kenapa targetnya 2.500 karena saya hitung per hari maksimal 250-300 orang. Tapi kalau misalnya eventnya lebih lama lagi saya bisa sampai 3.000-4.000,” papar Liben.
Baca: Tangis Bahagia Jaenal Aripin Usai Raih Perak di Nomor Kursi Roda 200 Meter T54
Dari sekitar 2.200 orang yang ia gambar hingga Kamis, Liben pun mengaku telah menggambar beberapa orang penting.
Dan Impiannya, ia bisa menggambar orang nomor satu di Indonesia.
“Saya sudah menggambar Pak Raja Sapta Oktohari (Ketum Inapgoc) sama kemarin ada dari princes Bhutan. Tapi yang belum kesampaian menggambar Pak Jokowi, karena dia orang nomor satu di Indonesia,” pungkas Liben. (*)