TRIBUNNEWS.COM – Berbagai strategi guna percepatan pemulihan ekonomi nasional terus digalakkan oleh pemerintah, salah satunya melalui ekspor komoditas daerah. Pada Selasa (25/01/2022) Bea Cukai Tanjungpinang memfasilitasi kegiatan eskpor perdana di Bintan, Kepulauan Riau dan pada hari yang sama Bea Cukai Kediri turut memfasilitasi komoditas vanili di Kediri, Jawa Timur.
Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana, menyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) melakukan pelepasan ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) di PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau.
Dalam peluncuran tersebut, Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto dan sejumlah menteri lain.
“Hal ini menjadi langkah awal bagi Indonesia agar dapat menjadi negara maju. Kegiatan ekspor barang setengah jadi atau barang jadi jauh lebih menguntungkan bagi penerimaan negara dibandingkan ekspor barang mentah. Misalnya dalam kegiatan ekspor SGA bernilai 770 USD per ton dibandingkan dengan harga alumina yang diolah dari bauksit mentah hanya sebesar 188,2 USD,” terang Hatta.
Pada akhir tahun 2021, KEK Galang Batang berhasil mengekspor produk SGA sebanyak 16 kali nilai devisa atau senilai 94.750.286,15 USD. Sedangkan untuk proyeksi 2022, PT BAI memproyeksikan rencana produksi sebesar dua juta ton atau mencapai 1,5 triliun rupiah. Pada ekspor perdana kali ini, komoditas yang diekspor oleh PT BAI sebanyak 20.000 ton dengan total nilai mencapai Rp100 miliar.
“Komoditas SGA yang diekspor diangkut oleh MV Ocean Spring dengan tujuan Cina. Pemerintah berharap agar ke depan PT BAI pada KEK Galang Batang mampu mencapai target ekspor sehingga dapat meningkatkan pendapatan devisa ke negara,” ujar Hatta.
Sementara itu, Bea Cukai Kediri memfasilitasi ekspor komoditas vanili kering yang dikembangkan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Komoditas vanili kering diekspor dengan tujuan Trinidad. Sebelumnya, produk pernah dikirimkan ke Jepang, Taiwan, Malaysia, Bahrain, Kazakhstan, dan Rusia.
“Di tengah terpuruknya ekonomi akibat pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi pilihan yang menjanjikan dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Tentunya dengan dukungan dan asistensi dari berbagai pihak akan lebih memudahkan komoditas vanili dalam negeri memenuhi permintaan pasar dunia,” pungkas Hatta. (*)