TRIBUNNEWS.COM – Percepat arus logistik, Bea Cukai secara kontinu melakukan monitoring, evaluasi dan perbaikan terhadap implementasi sistem arus logistik pelabuhan di berbagai daerah. Melalui pertemuan, kali ini upaya tersebut dilakukan oleh Bea Cukai masing-masing di Semarang dan Batam.
“Sinergi dan kolaborasi antar pihak yang terlibat dalam arus logistik barang di pelabuhan sangat diperlukan, bersama mewujudkan arus logistik yang cepat, transparan dan akuntabel melalui program yang sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2020,” terang Hatta Wardhana, Kasubdit Humas dan Penyuluhan Bea Cukai.
Di Semarang, Bea Cukai Tanjung Emas menyelenggarakan Sosialisasi Depo Container Online bersama KSOP Tanjung Emas Semarang, TPKS PT Pelindo Regional Jawa Tengah serta ASDEKI Jawa Tengah dan DIY, pada Jumat (11/02/2022).
Kegiatan ini merupakan upaya untuk mempercepat persiapan Depo Kontainer Online dalam penerapan program National Logistic Ecosystem (NLE) di Pelabuhan Tanjung Emas.
Hatta mengatakan bahwa depo kontainer memiliki peran penting dalam program NLE, karena dapat mendorong pergerakan kontainer dalam kegiatan impor dan ekspor.
“Melalui sosialisasi ini diharapkan para pelaku usaha depo container di Jawa Tengah dan DIY yang tergabung dalam ASDEKI dapat bergabung dengan platform NLE guna percepatan arus logistik barang pada Pelabuhan Tanjung Emas,” imbuhnya.
“Depo kontainer di Jawa Tengah dan DIY siap mendukung program NLE dari pemerintah khususnya di Pelabuhan Tanjung Emas, kami juga berharap ASDEKI dan Bea Cukai dapat meneruskan kemitraan yang baik,” terang Reymond, Ketua ASDEKI Jateng dan DIY.
Selanjutnya, sejak resmi beroperasi pada 1 Desember 2020 lalu, Bea Cukai Batam terus tingkatkan pemahaman pengguna jasa terkait penerapan Auto Gate System (AGS) di Pelabuhan Batu Ampar. Bea cukai Batam menggelar kegiatan diseminasi monitoring dan evaluasi penerapan AGS pada 24 Januari 2022.
Dalam kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari Bea Cukai Batam dan Pusat Data dan Sistem Informasi BP Batam dan 21 perusahaan yang bergerak di bidang logistik.
Hatta menjelaskan bahwa penerapan AGS di Pelabuhan Batu Ampar adalah implementasi dari salah satu pilar utama program Batam Logistics Ecosystem (BLE), yaitu perbaikan terhadap infrastruktur tata ruang dan sistem kepelabuhanan yang mendukung digital and green port. Dalam kegiatan tersebut juga disimulasikan mekanisme kerja AGS, mulai dari kedatangan kontainer hingga penerbitan surat persetujuan pengeluaran barang (SPPB).
“Dengan sistem AGS akan mempermudah proses inventarisasi logistik yang ada di Pelabuhan Batu Ampar, sehingga penarikan data dapat dilakukan dengan mudah dan aktual, meminimalisir jumlah petugas untuk memantau perpindahan barang, tidak diperlukan cap basah pada SPPB karena sudah terintegrasi dengan sistem DJP, hanya dibutuhkan beberapa detik agar gate dapat terbuka dengan syarat semua data telah sesuai, dan setiap pihak yang masuk ke dalam pelabuhan dapat diketahui sehingga area pelabuhan lebih clear,” jelas Hatta.
AGS akan menjadi satu-satunya pintu masuk bagi sarana pengangkut barang di Pelabuhan Batu Ampar, selain itu AGS juga dilengkapi dengan kamera pengawas yang mampu melakukan pelacakan nomor plat head truck dan nomor kontainer, sehingga proses pengawasan lalu lintas barang akan lebih baik. (*)