Jika menurut Anda pertunjukan wayang hanya bisa dinikmati orang tua, Anda salah besar. Buktinya, wayang listrik dari Bali bisa jadi pertunjukan yang sangat menyenangkan bagi generasi millenial, khususnya siswa-siswi SMA.
Siswa-siswi SMAN 68 Jakarta, SMAN 34 Jakarta, SMA Vianney Bunda Hati Kudus, SMA Strada Budi Luhur, SMA St. Antonius Jakarta, dan SMAN 3 Serang terpukau melihat pertunjukan wayang listrik di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Untuk anak muda, wayang listrik memang tampak menarik dan tak membosankan. Sebab, pertunjukannya memadukan gambar atau boneka tokoh wayang dengan animasi dan efek suara yang ekspresif.
Wayang tersebut diproyeksikan ke layar. Pada layar ada animasi yang menunjukkan latar cerita. Efek cahaya dan suaranya begitu beragam, sehingga penonton pun ikut larut dalam cerita.
Wayang listrik digarap oleh dalang asal Bali, I Made Sidia, bersama Sanggar Tari Paripurna. Sanggar tersebut berdiri di Gianyar, Bali. Pertunjukan wayang listrik di depan siswa SMA kali ini, dalang dan timnya menceritakan kisah penculikan Sinta oleh Rahwana.
Pertunjukan wayang listrik ini digelar dalam acara Wayang for Student. Acara ini diselenggarakan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Bakti BCA di bidang budaya. Hal ini juga merupakan salah satu kegiatan BCA yang mendukung dalam pembentukan karakter bagi generasi muda.
Acara dengan tema “Wayang in The City” ini dilangsungkan di Museum Nasional dan dihadiri oleh Direktur BCA Suwignyo Budiman, General Manager Corporate Social Responsibility BCA Inge Setiawati, Ketua Unima T. A. Samodra Sriwidjaja, dan Kepala Museum Nasional Intan Mardiana.
Pergelaran Wayang for Student mendapat tanggapan positif dari dari guru dan dan siswa sekolah yang berpartisipasi. Menurut Yati, Guru SMA St. Antonius Jakarta, kegiatan ini bakal membuka wawasan siswa-siswanya mengenai wayang.
“Sangat bagus sekali. Dengan ini anak-anak didik saya bisa memiliki wawasan yang lebih soal wayang. Apalagi, selama ini beberapa siswa SMA Antonius memang senang dengan pewayangan,” tutur Yati.
Ia juga mengapresiasi pertunjukan wayang listrik yang didukung oleh teknologi maju. Menurutnya, teknik ini dapat memberi suasana baru untuk para siswa.
Hal senada juga diungkapkan Herdy, siswa kelas X SMA 34 Jakarta. Ia mengaku tertarik dengan acara ini, sebab tak hanya mendapat pengetahuan baru soal wayang, tetapi juga tari kecak, tari tradisional dari Bali.
“Sangat mendidik. Apalagi sebelum nonton wayang kita juga diajari cara menari kecak oleh Sanggar Tari Paripurna,” kata Herdy.
Tanggapan lain datang dari Rizky, siswa kelas X SMAN 3 Serang. Melalui acara ini, Rizky mengaku wawasannya soal budaya Indonesia bertambah. “Acara ini memperkenalkan seni budaya Indonesia, yaitu wayang dan tari kecak. Tadi diajarkan juga, walau cuma lima menit, tapi seru,sih,” kata Rizky.
Keduanya sama-sama mengaku belum pernah menonton pertunjukan wayang. “Tapi ini pengalaman pertama yang menyenangkan, sih,” ujar Rizky.
Direktur BCA Suwignyo berharap dengan kegiatan ini anak-anak muda semakin mengenal, menyukai, dan mencintai wayang. “Setelah itu, mereka akan ikut mengembangkan budaya wayang dan menyesuaikannya dengan kondisi sekarang. Tujuan akhirnya, diharap generasi muda melestarikannya,” tutur Suwignyo.
Wayang for Student tidak hanya mengundang siswa SMA, tetapi juga siswa dari enam SMP di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Totalnya, ada 600 siswa yang diundang untuk mengenal wayang lebih dalam, melalui sejumlah pergelaran dan kompetisi vlog.