News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Keuangan dan Perbankan

Perbankan Indonesia Masih Butuh Financial Inclusion

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi ATM

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Arif Wicaksono

TRIBUNNEWS.COM, JAKATRRTA - Perbankan di Indonesia masih dikritik akibat dari minimnya ekspansi kredit dan penetrasi terhadap masyarakat. Hal ini yang disadari berbagai kalangan dengan mengusulkan  financial inclusion yang cocok bagi perbankan di indonesia.

Mulyawan, Deputi Gubernur Bank Indonesia, menyatakan bahwa perlu adanya fleksibilitas untuk membuat perbankan agar tetap kuat dan efisien. "Perlu diatur agar bank bisa juga efisien dan semakin marak dalam menyalurkan pendanaan bagi kredit mikro," jelasnya di Jakarta (27/08/2012)

Menurutnya perbankan harus paham terhadap peluang kredit seperti industri kreatif  yang dianggap beresiko  terhadap bank."Kalau bank mau efisien ya semestinya mereka harus menentukan analisa bisnis yang tepat untuk memberikan kredit, tidak hanya memberikan kredit kepada yang potensial saja" ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama Sigit Pramono, Ketua Perbanas, menambahkan bahwa adanya ketentuan yang mengatur perihal kredit kepada kaum "underground"."Kalau dulu kan 20 persen ke sektor mikro kalau sekarang tidak ada mungkin baiknya ada aturan seperti itu juga diberlakukan untuk industri kreatif," jelasnya.

Seperti diketahui permasalahan minimnya kredit perbankan sempat mendorong isu  financial inclusion (solusi finansial) bagi dunia  perbankan di Indonesia.

Tentunya dengan financial inclusion ini diharapkan Bank mendapatkan kelonggaran atas pilihan ekspansi kredit yang mereka miliki. Dampaknya adalah dengan hal ini, diharapkan dapat menambah penetrasi perbankan juga yang saat ini  masih 28 persen dari masyarakat di indonesia.(*)

BACA JUGA:


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini