TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk meningkatan layanan transportasi laut, PT Pelni akan memberlakukan e-ticketing.
"E-ticketing sudah diberlakukan secara internal, karyawan, ABK, dan mitra. Secara keseluruhan belum, butuh infrastruktur untuk kontrol di darat, karena harus menempatkan alat kontrol di 95 pelabuhan," ujar Daniel Ecbert Bangonan, Direktur Operasional PT Pelni, Kamis (28/3/2013) di Jakarta.
Pemberlakukan sistem e-ticketing, lanjut Daniel, butuh waktu dua tahun. Karena masih banyak persiapan yang meliputi layanan check-in mobile, diikuti sistem barcode untuk mengontrol tiket penumpang. Sehingga, data lebih valid dan real time ketimbang pemeriksaan manual.
Namun, sistem ini agak sulit diterapkan, karena banyak pintu yang tersedia di pelabuhan. Di samping itu, apron dermaga yang tidak terlalu lebar, belum disediakan garbarata pemisah antara barang naik dan penumpang naik. Sehingga, barang dan penumpang naik berbarengan.
"April tahun ini, ada tiga kapal yang kami coba mobile check-in dan sistem barcode. Agak sulit kalau e-ticketing, karena akses pelabuhan di tiap titik berbeda. Katakan lah di Kepulauan Riau, bagaimana penumpang dilayani dengan tiket online? Masuk ke online baru e-ticketing," tuturnya.
Jika tidak memungkinkan diberlakukan online ticketing, Pelni akan memberlakukan tiket manual, mengingat beberapa tiket yang belum memungkinkan sistem online. Hal tersebut telah diatur di SOP. Kapal pertama yang akan dijajal sistem online adalah KM Labobar, yang melayani perjalanan ke wilayah timur Indonesia.
"Investasi enggak mahal, karena itu pengembangan. Tahun 2015 mungkin akan diganti semua (ke online)," ungkap Daniel. (*)