Kalau demikian akan terjadi re-consideration dan semua akan menghabiskan waktu lagi (yang tidak perlu). Habis waktu padahal untuk hal lain yang lebih panting masih antri menunggu pengambilan keputusan pula.
Itulah yang dikatakan “muda na jikan, muda na okane, muda na energi”, buang-buang waktu, uang dan energi saja.
Nah daripada buang waktu uang dan energi, lebih baik pelan-pelan, butuh waktu dulu untuk mencapai keputusan yang benar-benar mantap, barulah melakukan kepastian keputusan.
Benar, keputusan perusahaan Jepang perlu detil dan perlu ketepatan yang tajam, tidak akan tanggung-tanggung, karena pemikiran untuk jangka panjang.
Ini pula yang akan kita hadapi, begitu sekali berhasil berbisnis dengan orang Jepang. Rasanya akan terus berjalan dengan baik dan kepercayaan itu timbul serta tumbuh, maka kita tinggal ongkang-ongkang kaki, dan uang keuntungan akan mudah masuk ke kocek perusahaan kita.
Untuk sebuah kepercayaan sedikitnya bertahun-tahun dibutuhkan saling kenal dan mungkin setelah 10 tahun muncullah kepercayaan sejati. Tahun kesebelas barulah bisnis kita akan berjalan dengan baik dan lancar dengan pengusaha Jepang. Pengusaha yang tidak sabaran mungkin akan berkomentar, "Emang gue mati gak berbisnis dengan Jepang?"
Tidak mudah memang. Ibarat pepatah, berakit-rakit ke hulu berenang ketepian, bersakit dulu bersenang kemudian. Machigaenai, tidak salah peribahasa tersebut.
Informasi lengkap lihat: http://www.tribunnews.com/topics/tips-bisnis-jepang.
Konsultasi, kritik, saran, ide dan segalanya silakan email ke: info@promosi.jp
*) Penulis adalah CEO Office Promosi Ltd, Tokyo Japan, berdomisili dan berpengalaman lebih dari 20 tahun di Jepang