Laporan Wartawan Tribun Jogja, Gaya Lufityanti
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Tumbuhnya perekonomian DIY dari 5,17 persen pada 2011 menjadi 5,2 persen pada 2012 lalu menjadi angin segar bagi perkembangan industri perbankan DIY.
"Ini terbukti dari adanya peningkatan kredit produktif di sektor unggulan non tradable, dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang dinyatakan dengan kenaikan Loan to Deposit Ratio perbankan, selain Non Performing Loans berada pada batas aman sebesar 2,35 persen," ujar Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat memberikan sambutan pada pelantikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY, Jumat (26/4/2013).
Kinerja yang baik juga ditunjukkan pada penyaluran kredit kepada UMKM yang mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya total kredit perbankan. Peningkatan ini juga ditandai oleh bertambahnya aset perbankan syariah yang kini mulai banyak menarik nasabah maupun kreditur.
Sultan menyampaikan, pertumbuhan ekonomi DIY tersebut masih mengindikasikan adanya ruang gerak bagi perbankan untuk mendorong peningkatan kegiataan di sektor riil dalam proporsi paralel dengan membaiknya kondisi moneter dan stabilnya ekonomi makro.
"Dalam tahun-tahun terakhir ini, fungsi intermediasi perbankan di DIY menunjukkan perbaikan yang signifikan," katanya.
Tetapi dalam pembukaan bank baru, banyak hal yang harus dipertimbangkan, misalnya dari aspek pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, jumlah bank itu sendiri dan kepemilikan pihak asing.
"Sebab ketika liberalisasi ASEAN dibuka secara penuh di tahun 2015, dikhawatirkan dunia perbankan kita, khususnya di DIY, akan mengalami persaingan yang mungkin akan bersifat asimetris," imbuhnya.