TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pada April 2013 terjadi deflasi sebesar 0,1 persen. Penyebab deflasi ini adalah kondisi perekonomian yang relatif terkendali.
Menurut Kepala BPS Suryamin, penyebab deflasi disebabkan mayoritas harga bahan makanan, beras, sandang, sampai harga emas mengalami penurunan. BPS mencatatkan kelompok bahan makanan mengontribusikan deflasi sebesar 0,8 persen dan sandang sebesar 0,13 persen. Sementara itu, inflasi untuk tahun kalender masih tercatat 2,32 persen dan inflasi tahunan (yoy) masih tercatat tinggi sebesar 5,57 persen. Untuk inflasi komponen inti sebesar 0,14 persen dan inflasi inti tahunan (yoy) sebesar 4,12 persen.
"Kondisi ekonomi yang relatif terkendali dan harga beberapa kebutuhan pokok dan komoditas turun menyebabkan deflasi 0,1 persen," papar Suryamin, Rabu (1/5/2013), di Jakarta.
Meski demikian, angka inflasi tahunan masih dapat ditekan dan diharapkan sesuai target inflasi pemerintah di akhir tahun sebesar 4,9 persen. Pasalnya masih tersisa delapan bulan ke depan untuk mengontrol inflasi.
Dari 66 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sekitar 68 kota IHK mengalami deflasiĀ dan 28 kota IHK mengalami inflasi. Angka deflasi tertinggi di Maumere 1,2 persen dan inflasi tertinggi di Padang Sidempuan 0,81 persen, sementara inflasi terendah di Kendari 0,01 persen.