TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan pengurangan anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mutlak diperlukan dalam RAPBN-Perubahan 2013.
Menurut Chatib, meskipun kenaikan harga BBM memicu pergerakan inflasi, daya tahan ekonomi akan bertahan karena didorong oleh program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dan arus modal asing (capital inflow) yang masuk ke indonesia.
"Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejehteraan masyarakat adalah BLSM dan capital inflow, BLSM akan dibutuhkan untuk menaikkan daya beli dan capital inflow akan naik seiring dengan memburuknya perekonomian global," kata Basri dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI, Senin (27/5/2013)
Dengan dua faktor tersebut, ia yakin perubahan asumsi dalam APBNP 2013 tidak akan berpengaruh banyak terhadap perekonomian bangsa dan kesejahteraan rakyat. Perekonomian akan membaik setelah alami pergerakan dalam lima bulan setelah BBM dinaikkan.
"Kami yakin tidak akan bertahan lama karena adanya kenaikan daya beli karena masuknya modal asing dan penguatan daya beli konsumen melalui BLSM," katanya.
Ia mengatakan, kenaikan BBM mutlak diperlukan karena defisit APBN yang naik karena tidak terpenuhinya asumsi lifting minyak dan naiknya harga ICP di pasaran dunia. Akibatnya pemenuhan BBM dalam negeri melalui impor minyak meningkat dan menekan subsidi BBM.