TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah kalau PT Freeport melakukan kecerobohan yang menyebabkan tambang di Big Gossan, Timika runtuh.
Susilo Siswoutomo, Wakil Menteri ESDM, menjelaskan runtuhnya tambang untuk pelatihan pekerja Freeport, akibat usia tambang yang sudah tua. "Unsur kelalaian ya gimana. Itu berkilo-kilo meter sudah dipakai 15 tahun, ya musibah," ujar Susilo, Selasa (28/5/2013).
Susilo menambahkan, musibah tersebut akibat bencana alam tanpa campur tangan dari Freeport. "Ini fenomena alam saja karena di terowongan itu banyak air," katanya.
Susilo menjelaskan, saat ini tim investigasi independen sedang menyelidiki susunan bebatuan dan tanah yang bisa mengakibatkan runtuhnya tambang. Sedangkan pihak Freeport juga sedang menyelidiki kembali terowongan-terowongan untuk para pekerja tersebut, apakah masih layak dipakai atau tidak.
"Tim satu investigatif, yang satu lagi timnya untuk pencegahan. setelah dinyatakan oke baru beropreasi lagi," jelas Susilo.
Insiden runtuhnya atap terowongan tambang bawah tanah Big Gossan Mil 74 Distrik Tembagapura, Selasa (14/5/2013), menimpa ruang kelas 11 QMS Underground, memerangkap 38 orang di ruangan tersebut.