TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak cara untuk mendukung penetrasi perbankan Indonesia ke luar negeri.
Salah satu cara yang mendukung percepatan ini adalah dengan mendukung ekspansi perusahaan Indonesia ke luar negeri
Sigit Pramono, Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) mengatakan, perusahaan Indonesia harus lebih dulu melakukan ekspansi ke luar negeri. Setelah peluang itu ada, maka perbankan dapat masuk untuk mendanai kegiatan tersebut.
"Tak bisa hanya mengandalkan perbankan. Karena, harus dimulai oleh sektor rill juga seperti Garuda, Telkom, masuk regional dulu, baru nanti bank ikut, kan bank follow the trade (industri) dulu," ujar Sigit saat ditemui di sela konferensi pers Jazz Gunung Indonesia di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (10/6/2013).
Melayani nasabah domestik di salah satu negara, lanjut Sigit, tidak lah mudah. Maka, perbankan butuh perusahaan-perusahaan yang berasal dari Indonesia sebagai basis nasabah di luar negeri.
"Jadi, harus punya nasabah dulu. Sektor riil dulu masuk, baru diikuti Bank," jelas Sigit.
Menanggapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015, Sigit menjelaskan, perbankan nasional harus tetap mengembangkan pasar domestik selain ekspansi secara regional.
"Jangan sampai keteteran juga di domestik, karena kan kita termasuk ekonomi terbesar di ASEAN, jangan sampai tuan rumah tidak menguasai. Untuk jangka menengah panjang, kita harus bisa ekspansi ke luar ASEAN, jangan sampai orang masuk terus. Tapi, dalam waktu pendek memang penting untuk fokus di pasar domestik," urainya. (*)