TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memberikan celah bagi naiknya harga properti. Lambat laun properti akan naik dan ini menjadi celah yang dimanfaatkan broker properti. Pengembang rumah second akan bisa mengambil keuntungan dari kenaikan harga properti.
"Sebenarnya broker sangat berpeluang. Karena kenaikan BBM dalam biaya bangunan itu akan paling berpengaruh terhadap perumahan yg belum dibangun. Sedangkan untuk perumahan sekunder, tidak terpengaruh langsungg karena sudah di bangun. Di situlah peluang bagi broker untuk memasarkan rumah second" kata Oka M Kauripan, Direktur LJ Hooker Indo, salah satu broker properti, kepada tribun di Jakarta, Rabu (19/06/2013).
Peluang yang bisa dimanfaatkan adalah menjual rumah second karena harga tanah masih mengacu harga lama. Sedangkan kenaikan harga rumah baru untuk properti akan mengacu kepada kenaikan bahan baku semen dan transportasi.
"Jadi kita bisa ambil disitu karena komponen berpengaruh itu harga bahan baku, sedangkan yang lainnya mengikuti, jadi memang ini celah yang dimanfaatkan broker rumah second," katanya.
Alhasil dengan kenaikan harga BBM bersubsidi harga rumah second menjadi lebih bersaing dengan rumah baru karena itu semakin banyak permintaan untuk rumah second ketimbang dengan rumah baru.
"Permintaan pasti ada namun peluangnya lebih besar karena adanya kenaikan bagi rumah second tidak setinggi dengan rumah yang baru," katanya.