TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pemerintah terus mengendalikan dan menekan harga jual daging sapi agar jangan sampai melewati Rp 100 ribu per kg. Dalam mendistribusikan daging impor tersebut Bulog berperan dengan kuota sekitar 3 ribu ton.
Pada tahap awal pendistribusian, Bulog fokus pada wilayah Jakarta- Bogor- Depok- Tangerang- Bekasi- Karawang. Hal ini karena kebutuhan daging sapi di kawasan tersebut tinggi. Setelah itu Bulog menyasar kota-kota di Jabar dimulai dari Kota Bandung.
"Pendistribusian daging sapi impor untuk Kota Bandung mulai berlangsung. Tahap awal berlangsung di areal Gedung Sate yaitu dalam ajang Pasar Murah," kata Kepala Bulog Divisi Regional (Divre) Jabar, Usep Karyana, di tempat kerjanya, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Rabu (24/7/2013).
Pasar Murah itu merupakan tahap awal pendistribusian dan penyaluran daging sapi impor di Kota Bandung, yang totalnya 5 hingga10 ton. Sedangkan volume daging sapi impor pada Pasar Murah di Gedung Sate itu sekitar 2 ton.
Agar penyalurannya tepat sasaran, kata Usep, Bulog menggandeng DPD Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Daging Sapi Indonesia (Apdasi) Jabar. Pascapasar murah, pelaksanaan pendistribusian berikutnya berlangsung di beberapa titik. "Volumenya, bergantung permintaan, termasuk berapa kebutuhan yang diajukan teman-teman pedagang yang tergabung dalam Apdasi," ujarnya.
Ketua DPD Apdasi Jabar, Dadang Iskandar, menyambut dan merespon ajakan Bulog untuk melibatkan jajarannya dalam pendistribusian daging sapi impor. Langkah itu menurut Dadang sebagai upaya menekan harga jual daging sapi. "Harga jual mulai turun sekitar Rp 10.000 hingga 15.000 per kilo atau menjadi Rp 90.000 sampai 95.000 ribu per kilogramnya. Itu terjadi karena adanya efek psikologis adanya intervensi pemerintah," jelas Usep.
Akan tetapi, imbuh Dadang, harga jual daging sapi impor yang oleh Bulog ditetapkan Rp 75.000 hingga Rp 85.000 per kg itu masih lebih mahal Rp 2.000 sampai Rp 3.000 daripada komoditas yang sama dari subdistributor. "Sebaiknya, harganya lebih murah lagi," katanya.
Tentang volume kebutuhan di Kota Bandung, Usep mengatakan, dalam kondisi normal, kebutuhan daging sapi di Kota Kembang ini 42 ton per hari. Kebutuhan itu terpenuhi oleh daging sapi lokal. Sedangkan dalam kondisi sepi, sekitar 32 hingga 35 ton per hari. "Di Jabar, kebutuhannya 170 sampai 260 ton per hari," kata Usep.
Menjelang H-7 Idulfitri, kata Usep, kebutuhan daging sapi melejit 2 sampai 3 kali lipat. Jika melihat volume daging impor saat ini, ia menilai belum mencukupi kebutuhan warga Jabar. (win)