TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama Ramadan, para pengrajin dodol di Kabupaten Garut meningkatkan produksinya sampai 75 persen. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar atas dodol garut yang juga meningkat menjelang Idul Fitri.
Pengusaha dodol garut sekaligus Manajer Dodol Picnic, Ato Hermanto, mengatakan perusahaannya hanya memproduksi empat ton dodol pada hari-hari biasa. Namun saat Ramadan dan libur Idul Fitri, perusahaannya memproduksi tujuh ton berbagai jenis dodol per hari.
"Memang sudah rutin kalau libur sekolah dan Idul Fitri, permintaan dodol meningkat. Pabrik pun beroperasi dari pagi sampai jam 14.00, biasanya sampai jam 12.00," kata Ato saat ditemui di pabriknya di Kecamatan Garutkota, Sabtu (3/8).
Ato mengatakan tidak bisa menargetkan omzetnya saat peningkatan produksi ini. Sebab kata Ato, pemesanan dodol tidak bisa diprediksi dan pabriknya baru memproduksi dodol jika terdapat permintaan.
Menurut Ato, menjelang Idul Fitri, permintaan dodol meningkat dari seluruh agennya di Pulau Jawa dan Sumatera.
Akibat lonjakan produksi ini, Ato pun menambah pasokan bahan baku dari petani binaannya, di antaranya para petani beras ketan di Kabupaten Garut. Selain itu, gula pun dipesan dari Lampung.
Hal serupa dialami produsen dodol garut lainnya, Pian, pengelola PD Pusaka JS di Kecamatan Karangpawitan. Perusahaannya meningkatkan produksi dodolnya menjadi lima kuintal dodol. Pada hari biasa, perusahaannya memproduksi tiga kuintal dodol.
"Jam kerja dialihkan menjadi jam 21.00 sampai 03.00 karena para pekerjanya berpuasa pada siang hari. Permintaan terbanyak dari Jawa dan Kalimantan. Kebanyakan produksi dodol buah, rujak, dan tradisional," kata Pian. (sam)