Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Konglomerat Indonesia banyak berubah saat ini. Separuh jadi terpecah-pecah atau bahkan menghilang, tetapi separuh lagi masih selamat dan semakin maju saat ini.
Demikian ungkap Dr Yuri Sato, Dirjen IDE-Jetro yang juga ahli Indonesia itu, khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (24/10/2013).
Enam belas konglomerat Indonesia saat ini yang diungkapkan Sato, berhasil melalui masa-masa sulit sejak dulu hingga kini dan dianggap cukup baik serta telah melakukan banyak reorganisasi sehingga semakin maju. Ke-16 konglomerat (lama) tersebut dengan urutan peringkat sebagai berikut:
1 (1). Salim Grup (Anthony Salim)
2 (3). Sinar Mas (Eka Tjipta Widjaja)
3 (9). Jarum (Budi hartono)
4 (5). Lippo (Mochtar Riady)
5 (4). Gudang Garam (Susilo Wonowidjojo)
6 (25). Royal Golden Eagle (Sukanto Tanoto)
7 (17). Bakrie (Aburizal Bakrie)
10 (94). Wings (Eddy William Katuari)
11 (79). Aneka Kimia Raya (Haryanto Adikoesoemo)
12 (7). Gajah Tunggal (Sjamsul Nursalim)
14 (15). Barito Pasific (Prajogo Pangestu)
15 (29). JAPFA (Ometraco) (Ferry Teguh Santosa)
16 (12). Kalbe Farma (Boenjamin Setiawan)
17 (32). Gobel (Rachmat Gobel)
18 (21). Panin (Mu'min Ali Gunawan
20 (14). Argo Manunggal (The Ning King)
Angka () di belakang nomor peringkat adalah angka peringkat tahun 1998 saat sampai dengan jatuhnya kepemimpinan Soeharto itu, ungkap Sato lagi.