Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk kedelapan kalinya, Nutrifood kembali mengadakan Leadership Award, sebuah ajang penghargaan kepemimpinan kepada mahasiswa Indonesia.
Mengusung tema "Social Entrepreneurship" atau kewirausahaan sosial, ajang tahun ini diadakan untuk mengapresiasi dan melahirkan pemimpin muda yang dapat memberikan perubahan positif kepada lingkungan sekitarnya lewat kewirausahaan sosial.
Berbeda dari wirausahawan umumnya, wirausahawan sosial (social entrepreneur) adalah orang yang berwirausaha dengan memberdayakan masyarakat, bisa di lingkungan sekitarnya atau di manapun, sebagai solusi masalah yang terjadi di lingkungan tersebut.
"Kami melihat kewirausahaan sosial di Indonesia sedang berkembang dan bisa menjadi jawaban untuk segala permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia," jelas Arninta, Nutrifood Public Relations Associate Manager?, usai acara penghargaan Leadership Award di Canteen, Plaza Indonesia, Jumat (8/11/2013) petang.
Sebanyak 23 semifinalis dari 900 pendaftar di empat kota, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, berhasil lolos ke tahap karantina yang dimulai sejak 6 November lalu di Jakarta. Beberapa semifinalis ada yang sudah berwirausaha sosial, ada pula yang baru berkeinginan untuk terjun ke bidang ini.
"Berbeda dari tahun sebelumnya, karantina kali ini diisi dengan leadership sharing dari para pegiat kewirausahaan sosial," ujar Arninta.
Pembicaranya antara lain Tri Mumpuni (Founder IBEKA), Goris Mustaqim (President & Founder Asgar Muda Foundation), dan M. Bijaksana Junerosano (President & Founder Greeneration Indonesia).
Selain itu, lanjut Arninta, para semifinalis juga mendapatkan practical workshop dari Kinara Indonesia cara membangun usaha berbasis kewirausahaan sosial.
Kinara Indonesia sendiri adalah sebuah perusahaan venture capital yang memberikan modal kepada para start-up, dalam hal ini adalah para wirausahawan sosial.
"Pada hari kedua karantina, para semifinalis melakukan the apprentice. Mereka terjun langsung ke daerah Manggarai untuk mencari solusi kewirausahaan sosial apa yang tepat untuk daerah tersebut," tutur Arninta.
Dari ke-23 semifinalis, terpilihlah Navajo Bima Hadisuwarno, mahasiswa semester tiga hubungan internasional Universitas Padjajaran, sebagai juara pertama ajang ini.
Navajo berhak mendapatkan uang tunai Rp 10 juta untuk membangun bisnis pengolahan sampah plastik sebagai bahan pembuatan tas. Tentunya dengan melibatkan masyarakat di sekitar kampusnya, di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
"Jujur saya tak berharap menang. Tujuan saya ikut ajang ini adalah belajar. Terima kasih kepada teman-teman yang memberikan kepercayaan kepada saya, bahkan saat saya sudah tak memercayai diri sendiri," ujar Navajo yang terisak haru.