TRIBUNNEWS.COM, DUBAI - Maskapai penerbangan yang berbasis di Timur Tengah, Etihad Airways PJSC menyatakan bakal segera mengambil keputusan dalam 30 hari ke depan terkait rencana pembelian maskapai Italia, Alitalia, yang saat ini sedang mengalami masalah keuangan.
Chief Executive Officer Etihad, James Hogan sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Senin (3/2/2014) menyatakan, maskapainya saat ini sudah memasuki tahap final rencana pembelian saham maskapai Italia tersebut. Sementara itu PM Italia Enrico Letta, mengungkapkan pemerintah tak akan menghalangi rencana penyehatan maskapai Italia itu.
Dengan membeli saham Alitalia, memungkinkan Etihad memasuki pasar penerbangan utama di Eropa Barat, yang selama ini juga telah menarik pesaingnya, Emirates serta maskapai penerbangan murah EasyJet Plc.
Adapun, Air France KLM-Group, yang selama ini menjadi pemegang saham mayoritas Alitalia, menolak untuk menyuntikkan modal lantaran investasinya ke maskapai tersebut berujung pada kerugian.
Sementara itu, seorang sumber menyebutkan jika rencana pembelian terealisasi, Etihad direncanakan bakal menyuntikkan dana sebesar 300 juta euro (405 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4,8 triliun) kepada Alitalia.
Air France yang saat ini memiliki 25 persen saham Alitalia, pada tahun lalu menolak untuk menyuntikkan dana kepada Alitalia karena performa keuangan maskapai Italia itu tidak sesuai harapan.
Etihad belakangan cukup agresif membeli saham-saham perusahaan penerbangan di berbagai negara. Beberapa waktu lalu, maskapai yang bermarkas di Abu Dhabi telah membeli 24 persen saham di maskapai penerbangan India, Jet Airways dan 49 persen saham di Air Serbia.
Perseroan juga telah meningkatkan kepemilikan sahamnya di Virgin Australia menjadi 10 persen. Etihad tercatat memiliki pula saham sebesar 29 persen pada Air Berlin, 40 persen Air Seychelles, 3 persen di Aer Lingus (AERL), and pada perusahaan penerbangan di Swiss.