TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk berhasil meningkatkan penyalurkan kredit sepanjang kuartal I-2014 menjadi Rp 102,82 triliun.
Nilai ini tumbuh 20,24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 85,51 triliun.
Direktur Utama BTN Maryono menyebutkan, pertumbuhan penyaluran kredit terutama ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen properti atau kredit pemilikan rumah (KPR) yang mencapai Rp 89,71 triliun.
Porsi kredit segmen properti mencapai 87,25% dari total kredit yang disalurkan perseroan.
Sementara itu, untuk penyaluran kredit ke segmen non perumahan mengambil porsi 12,75% terhadap total kredit yang disalurkan perseroan atau mencapai Rp 13,11 triliun.
Peningkatan penyaluran kredit tersebut dipicu oleh meningkatnya kebutuhan tempat tinggal.
Menurut Maryono, pasar perumahan cukup agresif walaupun di tengah iklim politik menjelang pemilu Presiden 2014. Permintaan pembiayaan perumahan melalui fasilitas KPR Bank BTN cukup tinggi.
"Hal itu membuktikan kehadiran Bank BTN sangat dibutuhkan dalam membantu masyarakat khususnya menengah bawah untuk memiliki rumah sebagai kebutuhan dasar," ujar Maryono melalui pernyataan tertulis, Rabu (30/4).
Sampai tiga bulan pertama tahun 2014, bank dengan kode emiten BBTN ini telah menyalurkan kredit pemilikan rumah subsidi atau fasilitas likuiditas pendanaan perumahan (FLPP) sebanyak 15.480 unit.
Sedangkan untuk rumah non subsidi, BTN telah menyalurkan kredit ke sebanyak 12.351 unit dan apartemen sebanyak 201 unit.
Sementara itu, untuk pembangunan rumah dan apartemen, perseroan telah menyalurkan kredit konstruksi sebesar Rp 12,35 triliun.
"Tahun ini, manajemen BTN berkomitmen mempertahankan market share pembiayaan di sektor perumahan rakyat khususnya kelas menengah bawah, serta meningkatkan porsi pembiayaan perumahan kelas menengah atas," jelas Maryono.
Sejak realisasi skim KPR digulirkan di Indonesia, menurut Maryono setidaknya lebih dari 3,6 juta masyarakat Indonesia telah diafiliasi kreditnya oleh BTN. Total kredit properti BTN mencapai lebih dari Rp 206 triliun.
Bank BTN, lanjut Maryono, juga telah membantu peningkatan ekonomi daerah dengan hadirnya pemukiman yang dibiayai kreditnya oleh perseroan.
Untuk lokasi yang strategis nilai ekonomi dari kredit yang disalurkan Bank BTN terjadi kapitalisasi hingga lebih dari lima kali lipat.
"Sesuai dengan visi menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan, segmen ini menjadi nilai jual BTN. Lebih dari 85% atau tepatnya 87,25% komposisi kredit BTN disalurkan pada segmen perumahan," ucapnya.
Untuk kedepannya, selain memperkokoh pangsa pasar pada segmen menengah ke bawah, perseroan juga akan meningkatkan penyaluran kredit pada segmen KPR menengah atas.