TRIBUNNEWS.COM -- Indonesia kini menjadi sasaran bagi masyarakat luar negeri. Selain pertumbuhan ekonomi negeri yang cukup stabil, pasar Indonesia masih empuk bagi negara-negara asing yang ingin memasarkan produk mereka di Indonesia. Itu pula yang menjadi alasan sejumlah maskapai luar negeri masuk ke Indonesia, terutama lewat Jakarta.
Pergerakan penumpang di 13 Bandara yang dikelola oleh AP II hingga semester I 2014 ini telah mencapai 39,81 juta orang. Diprediksi, hingga akhir 2014 ini jumlah penumpang bakal menjadi 91,41 juta, atau naik 5,87 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan arus penumpang terbesar dari Bandara Soekarno-Hatta yang diperkirakan mencapai 64,4 juta penumpang.
Demikian juga dengan lalu lintas pesawat yang cukup padat, pada semester I lalu sudah ada 297.501 pergerakan dengan prediksi sebanyak 666.101 pergerakan. Pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta juga masih mendominasi sekitar 70 persen.
Sejumlah maskapai asing pun mulai berdatangan ke Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng. Ketua Indonesia National Air Carrier (Inaca) Arif Wibowo mencatat, setidaknya dalam beberapa bulan lalu ada beberapa maskapai Eropa yang masuk ke bandara tersebut turut meramaikan bersama maskapai global lainnya yang sudah masuk lebih dulu. "Air France dan Lufthansa sudah masuk ke Bandara Soekarno Hatta. Ekspansi mereka bakal meramaikan bisnis penerbangan kita," ujar Arif kepada Tribun beberapa waktu lalu.
Dengan datangnya maskapai kelas dunia tersebut, jelas Arif, bandara juga harus siap menyambut kedatangan mereka dengan fasilitas yang lebih baik. Menanggapi hal itu, penyelenggara Bandara Soekarno Hatta, PT Angkasa Pura (AP) II mempersiapkan diri mampu melayani maskapai dan penumpang dari daratan Eropa.
Pasca dipisahkannya bisnis navigasi dengan non navigasi, AP II memang memang harus mengantisipasi tantangan yang terjadi. Meski demikian, penyelenggara bandara di Indonesia bagian barat ini lebih fokus dalam menjalankan usahanya.
Bahkan rencana tersebut sudah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu. Direktur AP II, Tri Sunoko sejak diangkat dalam tampuk pimpinan perusahaan tersebut sudah menginginkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi world class airport. Betapa tidak dari segi jumlah penumpang, sebenarnya sudah tidak kalah dari bandara-bandara kelas dunia lainnya.
Dengan jumlah penumpang pesawat sebanyak 59,7 juta orang pada 2013, Soekarno-Hatta telah masuk 10 besar dengan penumpang terbanyak dunia. Soekarno-Hatta hanya dikalahkan oleh bandara-bandara tersibuk dunia seperti Hartsfield-Jackson Atlanta, Capital Beijing, Heathrow London, Dubai dan Charles de Gaulle Paris dan beberapa bandara di Amerika Serikat.
Namun untuk meningkatkan penumpang dan kualitas tidak mudah, mengingat kapasitas penumpang sebanyak 22 juta saja. Tekad AP II adalah memperluas terminal dan runway bandara sehingga kapasitasnya bisa meningkat tiga kali lipat, yaitu 62 juta penumpang per tahun.
"Dalam beberapa tahun ini kita terus melakukan kerja keras. Terus meningkatkan kapasitas dan layanan bandara," ujar Tri beberapa waktu lalu.
Untuk meningkatkan bandara tersebut, diprediksi bakal memakan dana sebesar Rp 26,25 triliun, dengan rincian 5,86 triliun di 2013, Rp 11,1 triliun pada 2013, Rp 6,7 triliun pada 2015 dan Rp 2 triliun pada tahun selanjutnya.
Kapasitas terminal sebesar 62 juta penumpang diperkirakan bakal terwujud pada tahun ini. Tahun 2014 memang menjadi target pengembangan besar-besaran kapasitas dan pertumbuhan bisnis perusahaan. Hingga Juni 2014 saja penghasilan AP II telah mencapai Rp 2,259 triliun atau naik 14,64 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,97 triliun. Penghasilan masih didominasi Soekarno-Hatta yaitu Rp 1,72 triliun atau 76 persen.
Selain kapasitas terminal, beberapa proyek lainnya juga terus digeber antara lain pengembangan apron terminal 3, terminal kargo, apron kargo, stasiun kereta bandara, bangunan terintegrasi, Sky City. Untuk pengembangan runway, AP II berencana untuk membangun Runway 3.
Sedangkan pada 2015, Bandara Soetta yang saat ini sudah menjadi bandara berkelas bintang tiga versi Skytrax ini ditargetkan menjadi bandara panutan di wilayah regional.
Bila telah menjadi bandara panutan di wilayah-wilayah sekitarnya, maka itu akan menjadi jembatan menuju bandara global yang menjadi sasaran berikutnya.
Direktur SDM dan Umum PT AP II, RP Hari Cahyono mengatakan, selain membangun fasilitas kelas dunia, pihaknya juga terus mencetak sumber daya manusia yang mumpuni, sehingga mampu melayani dan mengoperasikan fasilitas yang ada dengan baik untuk memuaskan pelanggan.
"Kita terus mendidik SDM untuk meningkatkan kualitas SDM. Apa pun kita akan lakukan agar kemampuan orang-orang kita terus terasah," ujar Hari.
Beberapa hal yang dilakukan antara lain dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. "Bahkan kita juga menyekolahkan SDM kita ke luar negeri agar bisa meningkatkan kemampuan mengelola perusahaan," ujarnya. (Hendra Gunawan)