TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Bank Tabungan Negara (BTN) dan Bank OCBC NISP tetap mengagendakan penerbitan obligasi. Dari aksi ini, BTN mengincar dana Rp 2 triliun. Sementara OCBC NISP masih menunggu kondisi pasar.
Hulmansyah, Direktur Keuangan BTN, bilang, rencana penerbitan obligasi memang masih dalam proses. Namun, obligasi bank spesialis KPR tersebut sudah masuk dalam catatan Bursa Efek Indonesia (BEI). "Masih dalam proses. Penunjukan penjamin emisi sudah dilakukan," terang Hulman kepada KONTAN, akhir pekan.
Hulman bilang, penjamin emisi yang akan menangani obligasi BTN masih sama dengan penjamin emisi sebelumnya, yakni Danareksa Securities, Indo Premier Securities, dan CIMB Securities. Tahun lalu, BTN menerbitkan obligasi sebesar Rp 3 triliun.
Selain telah menunjuk penjamin emisi, lanjut Hulman, kini BTN menunggu audit laporan keuangan.
Di sisi lain, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP, mengatakan bahwa pihaknya masih mungkin untuk menerbitkan obligasi di tahun ini. Namun, dia belum dapat memastikan, kapan waktu yang tepat, selain masih menanti kondisi pasar kian kondusif.
Yang jelas, lanjut Parwati, pendanaan dari pihak ketiga akan tetap berjalan. Dia juga menyatakan, NISP masih memiliki secondary reserve atau dana cadangan dalam surat-surat berharga jangka pendek. Dia optimistis, loan to deposit ratio (LDR) NISP bisa dipertahankan di angka 92%. Asal tahu saja, NISP telah merilis obligasi berkelanjutan I tahap I di tahun 2013 senilai Rp 3 triliun. (Issa Almawadi)