Laporan Arif wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum beranjaknya nilai tukar mata uang Dollar AS dari tren kenaikan membuat sejumlah mata uang emerging market masih bergerak melemah.
Pada posisi kemarin nilai tukar rupiah berada pada Rp 11.831 per dollar AS. Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan yang dua hari sebelumnya berada pada Rp 11.782 per dollar AS (kurs tengah BI).
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan meskipun melemah, pelemahannya masih terbatas. Hal ini karena pelemahan tersebut dapat ditahan oleh Yuan dan Won setelah China dan KorSel merilis data-data ekonominya.
"Penguatan kedua mata uang ini menahan pelemahan laju nilai tukar rupiah yang masih dalam tahap konsolidasi," katanya di jakarta, Senin (15/09/2014).
Di sisi lain pelaku pasar baru merespon positif tetapnya rilis BI rate. Penetapan BI rate dinilai masih akan cukup mampu akomodatif dengan potensi kenaikan inflasi sebagai akibat dari kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan kini kenaikan harga gas elpiji.
"Laju Rupiah stagnan di atas level support Rp 11.794 per dollar AS. Masih kuatnya laju dollar AS dan sedikitnya sentimen dalam negeri membuat Rupiah belum mampu mengimbangi kenaikan laju dollar AS yang diperkirakan berada pada. Rp11.794-11.825 per dollar AS (kurs tengah BI)," katanya.