News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Festival Danau Toba 2014 Masih Malu-malu'

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan penari menampilkan Tari Tor-Tor Cawan pada pembukaan Festival Danau Toba (FDT) di Balige, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, Rabu (17/9/2014). Festival yang dilaksanakan pada 17-21 September 2014 tersebut dalam rangka memperkenalkan budaya di kawasan Danau Toba untuk meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia ke dunia internasional. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI

Sejak pukul 07.30 WIB, ratusan siswa SMA 1 Balige, Toba Samosir berjejer di sepanjang jalan menuju TB Silalahi Center  untuk membentangkan ulos sadum sepanjang 426 meter.

Untuk mengangkat kain ulos yang tercatat dalam rekor MURI ini panitia mengajak 210 orang siswa SMA. Pencatatan rekor ulos sadum yang penuh dengan motif dan warna ceria ini akan dilakukan di TB Center, Balige. Kemudian ulos simbol pergaulan ini yang merupakan sumbangan Bank Indonesia ini dibawa ke Lapangan Sisingamangaraja.

"Horas! Horas!" kata mereka saat rombongan Gubernur Sumut lewat.

TB yang menjadi pemandu dalam acara ini mengatakan, permainan margalah sudah ada sejak ia kecil.
"Ini olah raga entertainment. Artinya, untuk senang-senang saja. Di India ada permainan seperti ini. Sekarang jadi perlombaan nasional."

Permainan margalah yang ditonton oleh Wakil Menteri Pariwisata, Gubernur Sumut, dan Bupati Tobasa Pandapotan Kasmin Simanjuntak ini dimainkan oleh empat tim remaja pria yang gesit dan melakukan manuver-manuver ala olahraga modern.

"Anak-anak Yayasan Soposurung memainkan margalah dengan menambahkan nilai-nilai olahraga modern," kata TB.
Penonton ikut bersorak saat penyerang yang telah berusaha mengecok pemain bertahan akhirnya tetap tertangkap juga.

Usai permainan margalah, para siswa menyuguhkan tari-tarian dari berbagai suku dan etnik yang mendiami Sumatera Utara.

Usai acara di TB Silalahi Center, konsentrasi massa berpindah ke Lapangan Sisingamangaraja, Ratusan siswa-siswi dari berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Toba Samosir membawakan tari Tortor Cawan massal yang terlihat kolosal.

Para pejabat dan masyarakat setempat yang memenuhi lapangan sepak bola itu awalnya disuguhi Tari Martumba yang dibawakan  oleh anak-anak sekolah dasar. Tari Martumba menggambarkan kegembiraan masyarakat Batak saat menumbuk padi.

Atraksi lainnya yang cukup unik adalah aksi puluhan polisi cilik binaan Polres Tobasa. Selain menunjukkan kemampuan baris berbaris, mereka juga menari dengan gerakan dasar pengaturan lalu lintas.

Tortor Cawan massal yang ditunggu pun menjadi acara puncak. Diperkirakan hampir 350 siswa sekolah ikut menari dengan menjinjing mangkuk atau cawan berisi air dan dedaunan. Sebelum menari mereka membentuk huruf FDT yang merupakan singkatan Festival Danau Toba.

"Tepuk tangan untuk murid-murid SMP, SMA, SMK yang melatih tarian ini dalam 20 kali pertemuan," kata pemimpin rombongan.

Sebelumnya, ratusan siswa lain telah ikut menyemarakkan acara di lapangan dengan bersama-sama membentangkan kain  ulos sadum terpanjang di dunia yang pagi tadi rekornya telah dicatatkan di Museum Rekor Indonesia.

Wamen Sapta mengatakan, Festival Danau Toba dilakukan untuk mempromosikan Danau Toba sebagai satu destinasi utama wisata di Indonesia. Sama seperti festival lain yang telah lebih dulu dimotori Kementerian, ia berharap FDT dapat terus berlangsung sebelum akhirnya membangun reputasi seperti obyek-obyek pariwisata di Bali.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini