Tribunnews.com, Bandung — Nur Haqi Priadi (25) sudah setahun ini dikenal sebagai penjual jangkrik. Biasanya, ia menjual jangkrik ke pasar untuk pakan burung. Namun, seiring dengan harga jual jangkrik yang tak menentu dan bahkan kurang diminati lagi, dia pun memutar otak.
"Harga jangkrik hidup Rp 30.000-Rp 45.000 per kilogram. Kalau lagi bagus, keuntungannya 100 persen. Namun, ya tidak selamanya berjalan mulus. Karenanya, saya kurang berminat menjual jangkrik dalam bentuk mentah," ujar Haqi di Bandung, Jumat (10/10/2014).
Akhirnya, terlintas ide di dalam benaknya untuk mengolah jangkrik menjadi makanan jadi. Ia langsung mengambil jangkrik dan menggorengnya. Begitu matang, dia mencoba memakannya. "Saya geli untuk memakannya, tetapi saya beranikan diri... dan wow, rasanya enak dan gurih," ucap Haqi.
Ia pun meminta sejumlah teman untuk mencobanya. Begitu mendapat tanggapan positif, ia semakin yakin untuk memasarkannya. Akan tetapi, ia kembali ragu karena tidak semua orang mau memakan jangkrik. Ia pun sempat mengurungkan niatnya karena alasan itu.
Suatu hari, muncul ide untuk mengolah jangkrik menjadi stick. Namun, karena tak pandai dalam urusan dapur, ia kerap direpotkan dengan adonan yang tidak pas. Hasil olahannya kadang keasinan atau kepahitan karena kebanyakan jangkrik.
"Dua bulan saya coba meracik adonan hingga menemukan rasa yang pas. Resepnya sendiri saya ambil di internet," imbuh dia.
Sebelum memasarkan, Haqi menyampaikan ide tersebut kepada temannya di Komunitas Nalusur Peradaban Kabupaten Bandung. Dua belas orang mendukung dan sepakat patungan Rp 200.000 sebagai modal awal.
"Dari uang rempugan ini, kami mulai serius dan memberi label produk ini Stick Jangkrik 4N (Nalusur, Naluntik, Nalar, dan Nalipak; atau menelusuri, meneliti, memikirkan, dan mengetahui). Nama ini memiliki makna yang dalam," ucap dia.
Kini, setelah dua bulan beroperasi, stick ini sudah membuahkan hasil positif dan dicari banyak orang. Mereka yang penasaran dengan cara pengolahannya bisa langsung datang ke pabrik stick jangkrik di Soreang, dekat kompleks Pemerintah Kabupaten Bandung.