TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama mantan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Rinaldi Firmansyah, masuk bursa calon Direktur Utama PT Pertamina (Persero).
Meski tak begitu memahami secara detail latar belakang Rinaldi, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Mouna Wasef, menilai sebaiknya kursi Dirut PT Pertamina diisi oleh orang profesional di bidangnya. "Sebaiknya seleksi itu diisi oleh orang-orang yang bisa menguasai bidangnya," ujar Mouna ketika dihubungi wartawan, Rabu (12/11/2014).
Dia pun berpendapat, dalam seleksi pemilihan Dirut perusahaan pelat merah sekaliber Pertamina itu sebaiknya dilakukan secara transparan. "Sebaiknya dilakukan secara transparan dan terbuka, libatkan saja akademisi, dan sejumlah pihak lainnya," ungkap Mouna
Sebelumnya Guru Besar Ilmu Ekonomi dari Universitas Indonesia Prof Sri Edi Swasono menyarankan sebaiknya Direktur Utama Pertamina haruslah orang pro terhadap persoalan Blok Mahakam. Salah satunya, mampu mengambil peran pengelola Blok Mahakam oleh Pertamina.
"Kalau dia tidak pro terhadap Mahakam itu ditarik menjadi Pertamina, jangan dipilih," kata Edi.
Dari informasi yang diperoleh nama-nama calon Dirut Pertamina dari eksternal yang sedang menjalani fit and proper test di PT DDI adalah Budi Sadikin (Dirut Bank Mandiri), Sunarso (Direksi Bank Mandiri), Zulkifli Zaini (Mantan Dirut Bank Mandiri), Fahmi Muhtar (Mantan Dirut PLN), Dwi Sucipto, (Dirut Semen Indonesia), dan Rinaldi Firmansyah (Mantan Dirut Telkom). Kabarnya, calon kuat dalam bursa kandidat tersebut adalah Rinaldi Firmansyah.