News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Selama Ada Intervensi Pemilik, Saham Group Bakrie Tetap Buruk

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buruknya saham perusahaan gruop Bakrie dinilai analis karena masih adanya tekanan negatif dari pemilik perusahaan tersebut. Sehingga, hal ini membuat kinerja direksi sedikit terhambat.

Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengatakan, langkah awal yang paling tepat untuk mendongkrak seluruh saham gruop Bakrie adalah memperbaiki kinerja saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Menurut Haryajid, selama ini saham BUMI menjadi indikator bagi pergerakan saham-saham Bakrie yang lain. "BUMI menjadi motor penggerak saham-saham Bakrie. Kalau motornya sudah jelek, maka yang lain akan ikut jelek," ucapnya.

Saham BUMI akan merangkak naik, jika manajemen perusahaan mampu melakukan aksi korporasi yang bisa menciptakan sentimen positif bagi para pelaku pasar. Terutama, menghilangkan intervensi dari belakang layar yaitu pemilik perusahaan.

"Sehebat apa pun manajemennya, kalau orang di belakangnya tetap sama, maka saham tetap susah bergerak," tuturnya.

Dengan kondisi tersebut, Hariyajid, menyarankan para investor untuk menghindari saham tersebut. "Sebaiknya jangan masuk (beli saham group Bakrie). Masih banyak saham berkualitas di Bursa kan," ucapnya.

Tercatat, saham BUMI pada 2007 di posisi Rp 7.000 per saham. Tetapi, seiring berjalannya waktu, harga sahamnya kini di level Rp 78 per saham. Selain itu, saham group Bakrie lainnya pun bernilai rendah seperti saham Darma Henwa (DEWA) bernilai Rp 50 per lembar, Bakrie Telekom (BTEL) Rp 50 per lembar, Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) Rp 50 per saham, Bakrie Development (ELTY) Rp 50 per lembar, Bakrie and Brothers (BNBR) Rp 50 per lembar.

Sementara, tiga emiten lainnya lebih baik seperti PT Energy Mega Persada (ENRG) Rp 108 per lembar, Visi Media Asia (VIVA) Rp 458 per lembar dan Bumi Resources Mineral (BRMS) di kisaran Rp 315 per lembar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini