TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lewat anak usahanya, PT Bumi Sarana Migas (BSM), Kalla Grup menggandeng PT Pertamina membangun proyek LNG Receiving Terminal di Banjarnegara Pulosari Pandeglang, Banten. Mereka akan membuat perusahaan patungan dalam pembangunan terminal penyimpanan gas alam cair.
Direktur Pertamina Yenni Andayani mengatakan, PT Bumi Sarana Migas menawarkan kerjasama pembangunan LNG Receiving Terminal sejak awal tahun 2014. Dengan pertimbangan sejalan dengan rencana bisnis, Pertamina menyambut tawaran itu.
"Kami memang sudah menargetkan membangun LNG Receiving Terminal di bagian barat pulau Jawa," ungkap Yenni ke Kontan, Minggu (4/1/2015).
Dari situlah, kata Yenni, terbetik usulan untuk membentuk perusahaan patungan antara Pertamina dan Bumi Sarana. Perusahaan ini kelak akan menggarap proyek terminal LNG berkapasitas 500 million standard cubic feet per day (mmscfd), setara 4 juta ton LNG.
Namun, hingga kini, rencana ini masih dalam negosiasi. "Belum ada nota kesepahaman," kata Yenni. Termasuk besaran investasi proyek ini. Sebagai gambaran, pembangunan proyek Kilang LNG Bontang berkapasitas 2 juta ton memerlukan investasi sebanyak Rp 3,4 triliun.
Bila kapasitas LNG Banten dua kali lipat dari Bontang, proyek ini akan menghabiskan biaya investasi sebesar Rp 6,8 triliun. Pertamina berharap pembangunan LNG Receiving Terminal Banten ini bisa mulai kuartal IV 2015 ini. Sebab, terminal LNG ini untuk menampung gas alam cair dari Kilang Bontang serta LNG impor asal Amerika Serikat sebesar 1,5 juta ton setahun.
Jika proyek terwujud, terminal ini untuk memenuhi kebutuhan LNG di kawasan Jawa Barat. Makanya, "Pertamina juga akan membangun jaringan pipa transmisi dan distribusi dari terminal ke konsumen," ujar Yenni.
Sayangnya, Corporate Communication Kalla Group Andi Asmir belum bisa mengungkap lebih jelas bisnis ini, termasuk sumber dana Bumi Sarana dalam proyek pembangunan terminal gas cair ini. "Nanti 15 Januari, kami akan konsolidasi dan menyampaikan bisnis ini," ujar Andi.
Namun, informasi yang didapat Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinand Hutahaean, Pertamina dan perusahan milik Wakil Presiden Jusuf Kalla ini sudah bersepakat dengan Pertamina. Salah satu isi kesepakatan adalah: "Pertamina membeli 51 persen saham Bumi Sarana," ujarnya. (Agustinus Beo Da Costa)