TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga emas masih dalam tekanan. Emas bahkan telah bergerak menyentuh level terendah baru di level US$ 1.154 per ons troi, terendah sejak April 2010.
Head of Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, tergerusnya harga emas karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS. Spekulasi ini kian menggerus harga emas karena penguatan dollar AS terus berlanjut.
“Kuatnya dollar AS bisa terlihat dari indeks dollar AS yang masih mencetak rekor tertinggi tahun ini di 98.87 pada hari ini,” ungkap Ariston.
Pada Rabu (11/3/2015), harga emas berada di level US$ 1.163 per ons troi. Harga bergerak sideways pasca menyentuh kisaran US$ 1.154 per osn troi pada Selasa (10/3/2015) sore.
Level resistance hari ini terlihat di kisaran US$ 1.171 per ons troi. Penembusan level resistance ini akan membawa harga emas menuju resistance berikutnya di level US$ 1.176 per ons troi. Sementara level support terdekat terlihat di kisaran US$ 1.154 per ons troi. Penembusan area support ini akan membuka ruang pelemahan ke area US$ 1.148 per ons troi.
Sebelumnya diberitakan pada pagi tadi bahwa emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena indeks dollar AS mencapai tertinggi multi-tahun di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April kehilangan 6,4 dollar AS, atau 0,55 %, menjadi menetap di 1.160,10 dollar AS per ounce.
Emas berjangka berada di bawah tekanan setelah indeks dollar AS, ukuran dollar terhadap enam mata uang utama, naik hampir satu % menjadi 98,60 pada sesi awal Selasa.
Emas dan dollar biasanya bergerak berlawanan arah, sehingga penguatan greenback membuat aset-aset dalam mata uang dollar termasuk emas lebih mahal bagi investor, mengurangi daya tarik logam mulia.
Dollar telah melonjak karena Federal Reserve AS tampaknya merayap mendekati langkah-langkah pengetatan stimulus, sementara bank sentral utama lainnya tetap melonggarkan kebijakan moneternya.
Sementara itu, ketika Bank Sentral Eropa (ECB) memulai program pembelian obligaso 60 miliar euro per bulan pada Senin, Presiden Fed Dallas Richard Fisher menyatakan bahwa bank sentral AS harus mulai meningkatkan suku bunga karena perlambatan di pasar tenaga kerja mengecil.
Beberapa analis percaya bahwa kurangnya inflasi di seluruh dunia dan penguatan dalam dollar, di antara faktor-faktor lain, berarti potensi keuntungan untuk logam bisa berumur pendek.
Perak untuk pengiriman Mei turun 14,3 sen, atau 0,91 %, menjadi ditutup pada 15,633 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 18,6 dollar AS, atau 1,62 %, menjadi ditutup pada 1.130 dollar AS per ounce.