Bos Ray-Ban Leonardo Del Vecchio
Leonardo Del Vecchio dikirim ke panti asuhan, karena ibunya yang menjanda tidak punya biaya. Del Vecchio kemudian bekerja di pabrik percetakan onderdil mobil dan bingkai kacamata. Pada usia 23 tahun, dia memberanikan diri untuk membuka toko sendiri. Toko itu kemudian semakin berkembang dan saat ini menjadi produsen kacamata hitam terbesar di dunia dengan merek Ray-Ban dan Oakley.
George Soros: Selamat dari Pendudukan Nazi
Saat remaja, George Soros diamankan seorang karyawan Departemen Pertanian Hongaria dari kejaran Nazi di Hongaria. Tahun 1947, Soros pindah ke London dan kuliah di London School of Economics, sambil bekerja sebagai pelayan dan portir kereta api. Setelah lulus, ia bekerja di toko suvenir sebelum mendapatkan pekerjaan sebagai bankir di New York City dan meraup untung dari perdagangan pound sterling.
Li Ka-shing: Anak Berbakti
Setelah ayahnya meninggal, pada usia 15 tahun Li Ka-shing harus berhenti sekolah untuk membantu menghidupi keluarganya. Pada tahun 1950, ia mendirikan perusahaan sendiri, Cheung Kong Industries, yang awalnya memproduksi plastik, kemudian bisnisnya meluas ke sektor properti.
Larry Ellison: Yatim yang Kerja Serabutan
Lahir di Brooklyn, New York, Larry Ellison tidak memiliki ayah. Dia dibesarkan oleh bibi dan pamannya di Chicago. Setelah bibinya meninggal dunia, ia terpaksa berhenti kuliah dan pindah ke Kalifornia untuk bekerja serabutan selama delapan tahun. Dia kemudian mendirikan Oracle, perusahaan pengembangan perangkat lunak. Oracle kemudian menjadi salah satu perusahaan IT terbesar di dunia. (Tribun Timur)