Setahun kemudian, bisnis Nafi bergulir lancar. Boiler mini tak kesulitan mencari pembeli. Momen ini tak disia-siakan Nafi. Bersama sang istri, Ratna Yanti Kosasih, ia mendirikan PT Bumibraja Nusantara di Bandung, Jawa Barat. “Saya hanya bisa membuat, tapi tidak bisa menjual,” ucap Nafi. Ia mendelegasikan urusan bisnis ke sang istri dan rekannya, Adriansyah.
Kendati telah menggunakan bendera PT, Nafi tak mengubah misinya mendorong kemajuan UKM. Ia membuat program deposit bagi pengusaha kecil. “Kami meminjamkan boiler, tetapi mereka harus pesan bahan bakar dari kami,” kata dia.
Nafi masuk ke bisnis bahan bakar boiler, dua tahun lalu, juga untuk memenuhi permintaan pembeli boiler mini . Batubara yang disebut sebagai bahan bakar terbaik boiler, sulit diperoleh kebanyakan pembeli boiler Nafi. “Mereka tidak mau membeli boiler kalau tidak ada bahan bakar,” kata dia.
Permintaan bahan bakar dari pemilik boiler memperlihatkan tren peningkatan. Saat ini, Nafi bisa menjual 100 ton batubara saban bulan. Ia juga menjual 20 ton cangkang sawit. Cangkang ini juga bisa digunakan sebagai bahan bakar pada boiler.
Selama dua tahun ini, Nafi sudah menjual 60 unit boiler mini . Tahun lalu, Bumibraja Nusantara mencetak omzet Rp 1,9 miliar. Adapun pemasukan dari penjualan bahan bakar sekitar Rp 800 juta selama setahun.
Kini, Bumibraja Nusantara memproduksi boiler dalam tiga ukuran, yakni kecil, sedang, dan besar. Harga per unit berkisar Rp 45 juta-Rp 150 juta.
Usaha Nafi memang masih punya kendala. “Kalau jarak pembeli jauh dari Bandung, kami kesulitan melakukan perawatan atau perbaikan,” ujar dia. Pengguna boiler kini berasal usaha pembuatan tahu, kerupuk, jamur, kembang tahu, agar-agar, batik. Ada juga pebisnis restoran dan binatu.
Nafi tak serta merta puas dengan hasil yang telah ia capai. “Karena tujuannya untuk membantu, kami akan terus kembangkan usaha ini,” ujar dia.
Rajin ikut kompetisi
Kehadiran technopreneur atau wirausaha di bidang teknologi mulai terasa beberapa tahun terakhir. Naïf Rasyid mengakui, saat ini peluang sarjana untuk menggeluti dunia usaha terbuka lebar. Banyak pihak yang mendukung pengusaha berbasis teknologi ini melalui beragam kompetisi.
Dua lomba yang pernah diikuti Nafi adalah Yayasan Inovasi Teknologi (Inotek) dan Mandiri Young Technopreneur (MYT). Dari kedua kompetisi tersebut, boiler mini r buatan Nafi mendapat apresiasi positif. Di Inotek, ia berhasil mendapat dana hibah US$ 10.000 dan program inkubasi selama dua tahun. Baru-baru ini, ia juga diganjar gelar pemenang pertama kategori Non-digital dalam kompetisi MYT.
Nafi mengakui sempat menemui kendala ketika mengembangkan boiler mini sebagai produk komersial. “Saya ingin menciptakan produk dengan teknologi yang begitu canggih dan modern, tetapi ternyata tidak tepat sasaran. Customer inginnya model yang murah dan sederhana, tetapi berguna bagi mereka,” tutur dia.
Dus, ia sangat menghargai saat sang istri, Ratna Yanti Kosasih, mau bergabung dengannya mengembangkan boiler mini . Padahal Ratna sempat bekerja di perusahaan minyak ternama, Schlumberger, selama lima tahun. “Dia mau keluar dari pekerjaannya dan kami pun mulai fokus menjadikan ini sebagai usaha, bersama dengan teman saya yang lain, Adriansyah,” ucapnya.
Kendati pemiliknya punya relasi personal, Nafi menyatakan, PT Bumibraja Nusantara tetap dikelola secara profesional. Ketiga pemilik saham Bumibraja sudah menetapkan posisinya masing-masing sejak awal.
Ratna menjabat sebagai Direktur Utama, sedang Nafi menjadi Direktur Teknik. Adapun Adriansyah, yang tengah bekerja di luar negeri, kebagian peran sebagai Komisaris. “Konflik kecil pasti ada. Tetapi sejauh ini visi kami masih tetap sama. Dan setiap orang sudah mengetahui perannya masing-masing,” cetus Nafi. (Marantina)