TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA, - Negeri bambu kuning, Tiongkok, dikenal sebagai salah satu ladangnya investor sektor infrastruktur di Indonesia. Namun kini, para investor Tiongkok juga mulai menunjukan geliat investasinya di sektor perikanan.
"Ini menarik karena biasanya investasi dari Tiongkok itu biasanya di infrastruktur. Sekarang mulai ke perikanan," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Geliat investasi di sektor perikanan itu kata dia, bisa terlihat dari keseriusan investasi salah satu perusahaan yang dimiliki investor Tiongkok yaitu PT Sumber Samudra Indoneisa (PT SSI).
Saat ini PT SSI sedang menyelesaikan pembangunan pabriknya di Semarang yang sudah mencapai 90 persen. Tak cuma itu, saat Franky mengunjungi pabrik PT SSI, dia mendapatkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan investasinya dari 1,5 juta dollar AS menjadi 4,5 juta dollar AS.
Perusahaan tersebut berancana melakukan perluasan usaha di bidang industri pengolahan ikan hingga nilai investasinya mencapai 15 juta dollar AS, kapasitas produksi ikan sekitar 36.000 ton per tahun, dan akan 100 persen diekspor dengan perkiraan nilainya mencapai 234 juta dollar per tahun.
"Bahan baku ikan diperoleh dari hasil tangkapan nelayan sekitarnya. Mereka juga akan melakukan kemitraan dengan penambak udang dan nelayan penangkap ikan tertentu," kata dia.
Rencananya, pada akhir 2015 nanti PT SSI akan mulai beroperasi dan akan menyerap sekitar 550-650 orang tenaga kerja langsung dan 2.200-2.600 orang tenaga kerja tak langsung.
Nantinya hasil produksi itu sekitar 27.000 ton per tahun akan diekspor ke berbagai negara eropa. "Harapan kami PT SSI ini dikembangkan untuk kemajuan sektor maritim. Karena sektor ini kan menambah nilai tambah yang optimal hasil perikanan kita," ucap Franky. (Yoga Sukmana)