TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah perusahaan popok asal Jepang berminat memperluas investasinya di industri popok bayi di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar 1,8 juta dollar AS atau setara Rp 24,12 miliar (kurs Rp 13.400).
Demikian menurut catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui keterangan resmi, akhir pekan ini. Minat tersebut disampaikan saat BKPM menggelar pertemuan one on one meeting dengan investor Jepang, di Tokyo, pada Kamis (30/7/2015).
Kepala BKPM Franky Sibarani, yang memimpin langsung kegiatan one on one meeting, menyatakan nilai strategis dari perluasan investasi ini adalah keputusan perusahaan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi popok bayi, khususnya untuk memenuhi pasar dalam negeri.
“Dengan dijadikannya Indonesia sebagai basis produksi, terdapat penghematan impor sebesar 9,3 juta dollar AS per tahun (sekitar Rp 124,62 miliar),” kata Franky.
Dia menjelaskan, perusahaan popok asal Jepang tersebut, saat ini melakukan penjualan popok bayi yang mereka produksi di Thailand. Rencananya, perusahaan yang ada di Indonesia akan memulai produksi pada kuartal I tahun 2016 mendatang. Dengan demikian, kebutuhan pasar Indonesia tidak perlu lagi dipenuhi dari Thailand.
“Hal ini menunjukkan investasi yang masuk ke Indonesia cukup berkualitas, dapat mendorong ekspor atau menghemat devisa melalui produk substitusi impor,” sambung Franky.
Saat ini perusahaan popok bayi Jepang tersebut sedang menyelesaikan konstruksi pabriknya di Jawa Barat. Mereka pun sudah merencanakan perluasan investasi berikutnya sebesar Rp 101 miliar.
Sementara itu, Deputi Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis, menyatakan sebagai tindak lanjut atas minat ini, BKPM akan memonitor perkembangan investasi dari perusahaan terkait dan memfasilitasi apa yang dibutuhkan, khususnya mengenai pengurusan izin masterlist dan pengurusan izin usaha.
“Proyek ini sangat penting bagi Indonesia karena bersifat substitusi impor, berorientasi ekspor dan banyak menyerap TKI,” imbuh Azhar.
Dari 2010 hingga semester-I 2015, realisasi investasi Jepang di Indonesia mencapai 13,68 miliar dollar AS atau sekitar Rp183,3 triliun (kurs Rp 13.400). Investor Jepang menduduki urutan kedua terbesar setelah Singapura.
Dalam lima tahun terakhir, investasi Jepang di Indonesia direalisasikan dalam industri alat angkutan dan transportasi lainnya (53 persen), industri logam, mesin dan elektronik (17 persen), industri kimia dan farmasi (7 persen), serta industri makanan dan tekstil (masing-masing 4 persen).
Sedangkan realisasi investasi Jepang untuk semester-I 2015 sebesar Rp 19,72 triliun, meningkat jika dibandingkan dengan realisasi investasi Jepang untuk semester-I 2014 yang sebesar Rp 16,19 triliun.(Estu Suryowati)