TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekeringan akibat fenomena El Nino telah merusak persawahan di sejumlah wilayah di Indonesia. Hingga kini, pemerintah belum mengetahui seberapa jauh dampak fenomena tersebut terhadap produktifitas padi.
Menteri Kordinator (Menko) Perekonomian, Sofyan Djalil, kepada wartawan di kantor Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Jakarta Pusat, Senin (3/8/2015), menyebut pemerintah masih menelusuri dampak kekeringan tersebut. Diharapkan akhir pekan ini penelusuran tersebut kelar.
"Iya, kita lakukan studi lebih lanjut," katanya.
Pekan ini juga menurut Sofyan pemerintah akan mengambil keputusannya, menyikapi hasil penelusuran fenomena tersebut.
Sejauh ini menurutnya cadangan beras Indobnesia masih tergolong cukup. Sofyan menyebut cadangan Bulog mencapai 1,4 - 1,5 juta ton. Jumlah tersebut cukup untuk memasok kebutuhkan masyarakat, dalam kondisi normal. Namun dengan fenomena El Nino itu, pemerintah harus menghitung ulang kebutuhannya.
"Sampai dengan Oktober, November kita masih aman, tapi nanti kalau implikasinya sampai tahun depan gimana jadi kita harus punya cadangan cukup," ujarnya.
Rencananya pertemuan pekan ini untuk membicarakan dampak El Nino juga akan mengundang Menteri Pertanian,Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel. Dalam pertemuan tersebut juga akan ditentukan dampak El Nino terhadap inflasi.