TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dampak dari menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus dirasakan oleh kalangan pengusaha.
Wakil Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah Agung Wahono mengatakan, tekanan paling berat akibat pelemahan nilai tukar rupiah dirasakan oleh sektor manufaktur. Berdasarkan catatan Apindo, sedikitnya 500 tenaga kerja di sektor ini sudah dirumahkan.
"Sektor manufaktur seperti tekstil dan baja yang selama ini sebagian besar bahan bakunya impor sangat terimbas. Proses perumahan karyawan ini bahkan semenjak harga dollar AS menginjak Rp 13.000," kata Agung Wahono saat dihubungi, Rabu (26/8/2015).
Konsekuensi menguatnya dollar AS, ungkap Agung, adalah harga bahan baku melonjak tajam, sementara harga jual produk tidak dapat dinaikkan. Sementara itu, perusahaan yang berorientasi ekspor pun juga terimbas karena tidak selamanya menggantungkan pembeli dari luar negeri.
Upaya penyelamatan perusahaan salah satunya ialah dengan efisiensi berupa pengurangan tenaga kerja. "Sekitar 400 hingga 500 tenaga kerja saat ini sudah dirumahkan. Kemungkinan akan terus bertambah jika dollar terus naik," ujar Agung.
Pengurangan tenaga kerja, baik yang dirumahkan maupun PHK dikhawatirkan akan meluas jika rupiah tidak segera bangkit. Agung berharap agar pemerintah segera melakukan tindakan signifikan agar rupiah menguat kembali.
"Pengusaha berharap dollar berada di kisaran Rp 11.000-Rp 12.000 per dollar AS. Nilai tukar di posisi tersebut aman bagi pengusaha," ujarnya. (Kontributor Ungaran, Syahrul Munir)