News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menimbang-nimbang Investasi Reksadana yang Cocok

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Reksadana pasar uang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan reksadana yang tepat perlu diterapkan setiap orang yang ingin berinvestasi di produk tersebut, lalu bagaimana cara memilih produk reksadana yang sesuai dengan kebutuhan kita?

Head of Operation and Business Development PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, ketika seorang datang ke manajer investasi atau agen penjual reksadana, maka akan diberikan empat pilihan yaitu reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.

Untuk tujuan keuangan yang dananya dibutuhkan dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, kata Rudiyanto, disarankan menggunakan reksadana pasar uang.

Periode 1-3 tahun uangnya akan digunakan, maka menggunakan reksadana pendapatan tetap.

"Untuk periode 3-5 tahun menggunakan reksadana campuran dan periode di atas 5 tahun menggunakan reksadana saham," ucap Rudiyanto di Jakarta, Sabtu(3/10/2015).

Ia menjelaskan, ‎reksadana pasar uang, kebijakannya adalah berinvestasi sebanyak 100 persen pada instrumen pasar uang, seperti surat berharga ataupun surat utang yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun.

Reksadana pendapatan tetap, kebijakannya berinvestasi minimal 80 persen pada instrumen obligasi yang jatuh temponya di atas 1 tahun.

Kemudian, reksadana campuran, yaitu berinvestasi pada instrumen saham, obligasi dan pasar uang maksimal 79 persen dari dana kelolaannya.

Sedangkan, reksadana saham, kebijakannya paling agresif karena berinvestasi pada saham minimal sebanyak 80 persen dari total dana kelolaannya.

Ketika berinvestasi di reksadana, Rudiyanto mengimbau agar keuangan calon nasabah tersebut harus sehat terlebih dahulu. Sehingga uang yang sudah diinvestasikan pada reksadana, tidak diambil tiba-tiba sebelum waktu yang tepat.

Menurutnya, sehat atau tidaknya keuangan seseorang bisa diukur menggunakan angka rasionya. Pertama, rasio pendapatan terhadap pengeluaran.

Kedua, rasio cicilan produktif dan cicilan konsumtif. Ketiga, rasio dana darurat. Keempat, rasio uang pertanggungan asuransi jiwa.

"Membuat kondisi keuangan yang sehat selalu tidak mudah. Apalagi bagi kaum muda yang baru pertama kali masuk kerja. Boro-boro ada yang bisa disisihkan, bisa cukup sampai dengan akhir bulan saja sudah syukur," tuturnya.

Untuk itu, kata Rudiyanto, persiapan dua indikator yaitu dana darurat dan pertanggungan asuransi jiwa dapat dilakukan secara paralel.

Artinya meski dana darurat dan asuransi jiwa belum punya atau masih sedikit, investasi reksadana sudah bisa dimulai.

Namun, jika memang penghasilan benar-benar tidak cukup‎, Ia menyarankan agar minimal fokus pada dana darurat dulu. Asuransi baru penting ketika seseorang sudah menikah dan menjadi kepala keluarga.

"Meminjam pribahasa, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Sehat keuangan dahulu, investasi reksadana kemudian," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini